Pemicu Bentrok Pemuda Pancasila dengan GRIB Terungkap, Begini Kondisi Terkini di Blora
Bentrokan dua ormas ini menyebabkan 12 orang terluka.
Penyebab bentrok berdarah antara ormas Pemuda Pancasila (PP) dengan GRIB di sekitar lampu merah Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, terungkap. Polisi memastikan pertikaian disebabkan karena masalah individu.
"Jadi karena dari pihak GRIB sebagian dulu anggota Pemuda Pancasila. Ada dugaan bentrok yang terjadi masalah pribadi," kata Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto, Rabu (15/1).
Kondisi terkini di Blora saat ini pasca-bentrokan, untuk korban luka sebanyak 12 orang. Yang masih dalam perawatan medis tinggal satu orang.
"Yang dirawat waktu itu dari PP. Dan dari GRID kondisinya sadar, maka dari dokter bisa kembali pulang," ujarnya.
Sementara itu, proses mediasi sudah dilakukan. Sejumlah pihak terlibat dalam upaya damai ini.
Proses mediasi antara Ketua MPC Pemuda Pancasila Blora dan Ketua DPC GRIB Blora dilakukan di Pendopo Kabupaten Blora, Rabu (15/1) pukul 10.00 WIB. Mediasi disaksikan oleh Bupati dan Forkompimda Kabupaten Blora.
"Permasalahan itu sudah disepakati bersama kedua belah pihak dengan perdamaian. Proses mediasi disaksikan Bupati bahwa sepakat permasalahan selesai dan situasi sudah aman terkendali," jelasnya.
Terkait penanganan pasca-bentrokan, polisi terus melakukan penyelidikan terutama penanganan pada kasus pengeroyokan.
"Jadi untuk kejadian pengeroyokan masih dalam tahap penyelidikan, apabila sudah ada titik terang terkait kejadian tersebut, kami akan informasikan secepatnya," tegasnya.
Situasi saat Bentrok
Berdasarkan pengamatan, insiden ini berlangsung di Jalan Raya Blora-Rembang, tepatnya di perempatan Karangjati Blora, di depan markas ormas Pemuda Pancasila.
Terlihat bahwa kendaraan milik Pemuda Pancasila mengalami kerusakan yang cukup parah.
"Tadi diisi tujuh atau delapan orang dari Ormas Pemuda Pancasila, kondisinya luka-luka sudah dibawa ke RS," ujar salah satu anggota Polres Blora saat ditanya oleh Liputan6.com di lokasi kejadian.
Anggota ormas Pemuda Pancasila dilaporkan kalah jumlah dibandingkan dengan anggota ormas GRIB Jaya saat bentrokan berlangsung.
"Tidak ada yang mati, tapi do moncrot (berdarah) di bagian muka karena dipukuli. Itu mobil juga dirusak," tambahnya.
Viral di Media Sosial
Kejadian yang menegangkan ini menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian banyak orang yang melintas di jalan tersebut. Selain di perempatan Karangjati Blora, bentrokan juga terjadi di Jalan Raya Ngawen - Kunduran, tepatnya di Desa Klokah, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.
Dari video amatir yang beredar, terlihat sekitar empat anggota Ormas GRIB Jaya mengalami luka, beberapa di antaranya berlumuran darah.
"Izin ndan ini dari Kunduran, untuk anggota GRIB diserang sama anggota PP," terdengar dalam rekaman tersebut.
TNI Polri Dikerahkan ke Lokasi
Untuk mencegah situasi semakin memburuk, banyak anggota TNI dan Polri dikerahkan ke lokasi. Sebelumnya, ratusan anggota GRIB Jaya dari berbagai daerah di Jawa Tengah telah berkumpul di Kabupaten Blora. Mereka sempat berkumpul di Alun-alun Blora sebelum menuju markas Polres Blora untuk melaporkan Ketua ormas Pemuda Pancasila Blora, Munaji.
Sehari sebelum kejadian tersebut, sekitar 70 anggota ormas Pemuda Pancasila menyerbu markas ormas GRIB Jaya yang terletak di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Munaji, selaku Ketua Pemuda Pancasila Blora, menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap keberadaan GRIB di wilayah tersebut.
"Perlu diingat yang saya sampaikan, bahwa Pemuda Pancasila dan masyarakat tidak suka hadirnya GRIB di Blora. Kalau ada pasti akan berurusan dengan kita," ungkap Mbah Mun, sapaan akrabnya.
Mbah Mun berpendapat bahwa ormas GRIB Jaya masih dianggap ilegal dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
"Kalau mau kepingin jadi organisasi di Blora, izin legalitas harus dipenuhi dulu. Jangan menjadi preman atau bangsat seperti itu. Itu saya sampaikan," tegasnya.
Dia menekankan penolakannya terhadap keberadaan GRIB Jaya di Kabupaten Blora dan mengancam akan mengambil tindakan jika ormas tersebut tetap ada.
"Sekali lagi pesan saya, jangan ada GRIB keluar Blora. Kalau keluar saya sikat, urusan dengan Pemuda Pancasila. Ini Blora mas, tidak sekonyong konyong koder. Kita juga ucapkan terima kasih kepada jajaran TNI dan Polri, sehingga kegiatan ini bisa kondusif, kita juga tidak akan terjadinya anarkis, tidak akan terjadi di sini. Jangan ada berdirinya GRIB di Kabupaten Blora ini. Itu yang kita minta," tegas Mbah Mun.
Sugiyanto, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya memiliki legalitas yang sah. Dia menyatakan, "Ya kalau menurut saya pribadi saya nggak tahu kok, jelas legalitas saya juga jelas. Lha mau dibubarkan atas dasar apa? Ini kan sebuah organisasi sudah jelas, jelas semuanya. Bahkan kita diakui secara nasional," jelasnya.
Menurut Sugiyanto, ormas yang dipimpin oleh Herchules ini sudah memiliki sekitar 750 anggota di Blora, meskipun keberadaannya baru sekitar tiga bulan.
"Di Blora ormas GRIB Jaya baru ada sekitar 3 bulan," terangnya.
Lebih lanjut, Sugiyanto mengungkapkan rasa herannya terhadap ormas Pemuda Pancasila yang tampaknya tidak ingin GRIB Jaya beroperasi di Blora. Dia menegaskan bahwa dirinya tidak akan terprovokasi oleh kehadiran ormas tersebut.
"Mau membubarkan dasarnya apa saya juga ndak tahu. Makanya anggota ya silent silent aja. Jadi untuk anggota saya sementara tidak akan terpancing itu. Karena itu hanya membuat keributan saja. (Legalitas) resmi, semuanya 100 persen sudah ada," pungkasnya.