Pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba kembali terkendala cuaca
Hari kedelapan upaya pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Senin (25/6), belum membuahkan hasil signifikan. Upaya tim SAR gabungan pun terhalang cuaca buruk, sehingga pencarian dihentikan sementara pada pukul 15.00 WIB.
Hari kedelapan upaya pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Senin (25/6), belum membuahkan hasil signifikan. Upaya tim SAR gabungan pun terhalang cuaca buruk, sehingga pencarian dihentikan sementara pada pukul 15.00 WIB.
"Kita mulai dari jam 7.00 WIB menurunkan alat-alat yang kita miliki. Ternyata cuaca tidak mendukung, cuaca tidak bersahabat sehingga kita putuskan untuk kembali. Kita tunggu apabila cuaca sudah bagus kita akan lanjutkan kembali," kata Brigadir Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto, Deputi Operasi Basarnas di Posko Utama di Tigaras, Simalungun, Sumut.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Peralatan-peralatan itu dikerahkan untuk lebih memastikan temuan objek pada dua titik pada kedalaman 490 meter di dasar Danau Toba, yang diduga bangkai KM Sinar Bangun. Bukan cuma peralatan, Basarnas juga sempat mengumpulkan warga setempat untuk membantu pencarian kapal karam itu berikut penumpang yang hilang.
Sejauh ini, Basarnas belum yakin 100 persen objek di dasar Danau Toba itu adalah kapal yang tengah dicari. Mereka menilai masih diperlukan sejumlah pendalaman.
Berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya, benda yang termonitor itu memiliki dimensi panjang sekitar 20 sampai 25 meter dan ketinggiannya 5 meter. "Tapi itu kan masih indikasi dari kita, yang kita sampaikan, tapi kita belum yakin. Untuk meyakinkan, kita perlu beberapa kali (pendalaman), nanti kita undang juga ahlinya untuk bisa memastikan bahwa itu objek atau bukan," sebut Nugroho.
Namun upaya untuk memastikan objek itu adalah KM Sinar Bangun tetap belum maksimal. Kendalanya faktor cuaca yang tidak bersahabat. "(Kendalanya) faktor cuaca saja. Ombaknya besar, anginnya gede, kemudian ada hujan, sehingga hal tersebut sangat menentukan hasil scan sonar kita," imbuh Nugroho.
"Sampai sekitar pukul 15.00 WIB (dihentikan), tapi dari siang tadi cuacanya sudah kurang bagus. Di permukaan ombaknya, saya baru lihat tadi, Danau Toba ternyata ombaknya gede seperti di laut, 1 meter, 1,5 meter, apalagi pada saat kejadian, katanya ombaknya lebih besar lagi," sambung Nugroho.
Kalaupun objek yang ditandai itu sudah dipastikan sebagai KM Sinar Bangun, Basarnas masih memikirkan upaya untuk mengangkatnya ke permukaan. "Untuk pengangkatan saya rasa sangat sulit ya pada kedalaman sekitar 500 meter itu sangat sulit sekali, tetapi kita akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga yang lain, mungkin ada yang bisa membantu kita," ucap Nugroho.
Masa tujuh hari upaya SAR korban tenggelamnya sudah habis dan waktu tambahan tiga hari masih berlangsung hingga Rabu (27/6). Namun jumlah penumpang yang ditemukan belum bertambah, masih 21 orang, tiga di antaranya dalam kondisi meninggal dunia. Selain itu, belum ada temuan signifikan lainnya. Yang didapati hanya helm, papan kayu, sandal dan lainnya.
"Nanti akan ada keputusan lagi apakah akan diperpanjang atau tidak? Saya rasa pemerintah akan hadir. Kata kuncinya pemerintah hadir, kita semua akan all out dan kita bekerja dengan hati. Itu yang menjadi pedoman kita," ucap Nughroho.
Seperti diberitakan, KM Sinar Bangun tenggelam dalam pelayaran dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun, Senin (18/6) sore. Kapal kayu itu diduga mengangkut lebih dari 200 penumpang plus puluhan sepeda motor sebelum terbalik dan tenggelam.
Baca juga:
Basarnas duga ada penumpang KM Sinar Bangun selamat tak melapor
Basarnas dan TNI AL masih pastikan objek diduga KM Sinar Bangun
Kapolri sebut tenggelamnya KM Sinar Bangun tak murni kesalahan Nahkoda
Menhub bakal bentuk panitia khusus awasi operasional kapal angkut
Menhub harap bangkai KM Sinar Bangun segera diangkat