Pengacara Bachtiar Nasir sebut dana aksi GNPF MUI dari patungan umat
Pengacara Bachtiar Nasir sebut dana aksi GNPF MUI dari patungan umat. Pengumpulan dana aksi GNPF MUI sendiri dilakukan pasca terbentuknya ormas tersebut. Sehingga tak mungkin adanya transfer dana ke Turki dari uang sumbangan yang dikumpulkan GNPF MUI.
Kuasa hukum Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir, Kapitra Ampera mengatakan, dana aksi bela Islam berasal dari sumbangan masyarakat lalu diambil secara bertahap apabila diperlukan. Menurut Kapitra, pengambilan uang hasil sumbangan itu pada 8 November atau empat hari setelah aksi bela Islam jilid pertama.
Namun tekait jumlahnya dia tak mau menyebutkan total dana yang diterima GNPF untuk aksi bela Islam dari masyarakat. Dia hanya menjelaskan proses pengambilan dan peruntukan dana yang terkumpul tersebut.
"Uangnya enggak langsung diambil sekaligus tapi bertahap. Pertama tanggal 8 November 2016 sekitar Rp 600 juta. Nah uang itu dipakai untuk biaya pengobatan, perawatan korban aksi bela Islam kedua 411," tutur Kapitra saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (23/2).
Kapitra menjelaskan, pengumpulan dana aksi GNPF MUI sendiri dilakukan pasca terbentuknya ormas tersebut. Sehingga tak mungkin adanya transfer dana ke Turki dari uang sumbangan yang dikumpulkan GNPF MUI.
"Jadi perbuatan transfer itu ada sebelum ada GNPF lahir. Enggak mungkin uang donasi itu Juni sementara Oktober baru terbentuk GNPF," jelas Kapitra.
Lalu, kembali diambil Rp 100 juta untuk disumbangkan kepada keluarga Syafi'i korban meninggal aksi bela Islam 411. Terakhir, diambil Rp 400 juta untuk keperluan aksi bela Islam ketiga 212.
"Pengambilan selanjutnya tanggal 18 November sebanyak Rp 400 juta l untuk aksi bela Islam ketiga. Misalnya bayar sound syatem, tenda dan lain-lain," ujarnya.
Ditambahkan dia bahwa GNPF MUI tak perlu memberikan pertanggungjawaban atas penggunaan dana Sumbangan tersebut. Sebab uang sumbangan itu berasal dari warga bukan anggaran dari Pemerintah.
"Itu uang rakyat bukan uang negara dalam bentuk APBD atau APBN. Ada yang nyumbang Rp 2.000 dan Rp 20.000 sampai Rp 2 juta. Tidak satu pun mengalir ke pribadi Bachtiar Nasir atau ke Turki dan ISIS itu uang dari rakyat," tutupnya.
Baca juga:
Pengacara sebut transfer dana ke Turki ada, tapi bukan dari Bachtiar
Kapolri temukan bukti transfer dari Bachtiar Nasir ke Turki
Bachtiar Nasir diperiksa Bareskrim jadi saksi kasus pencucian uang
Bachtiar Nasir mangkir pemeriksaan kasus pencucian uang di Bareskrim
Kasus pencucian uang, polisi akan panggil lagi Bachtiar Nasir
Bachtiar Nasir kembali diperiksa kasus pencucian uang
Tersangka pencucian uang dana aksi bela Islam murid Bachtiar Nasir
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Siapa Bapak Harto? Saat itu ada Bapak Harto, ayah dari Gilga Sahid.
-
Kenapa Adam Malik Batubara merantau ke Jakarta? Sampai pada akhirnya Adam Malik menginjak usia 20 tahun, ia melangkah lebih jauh dengan merantau ke Pulau Jawa tepatnya ke Jakarta. Di sana, ia mendirikan Kantor berita ANTARA bersama Albert Manumpak Sipahutar, Armijn Panee, Soemanang, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.