Penganiaya Korban Meninggal akibat Miras Oplosan Diperiksa Polrestabes Makassar
Polisi memeriksa AD (17) terduga penganiaya Achmad Alif Rian Nizar, salah seorang korban yang meninggal dunia akibat pesta miras oplosan di Jalan Sanrangan, Biringkanaya. Remaja ini diperiksa setelah videonya melakukan penganiayaan itu viral di media sosial dan muncul dugaan dia memaksa korban untuk menenggak miras.
Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Makassar memeriksa AD (17) terduga pelaku penganiayaan terhadap Achmad Alif Rian Nizar, salah seorang korban yang meninggal dunia akibat pesta miras oplosan di Jalan Sanrangan, Kecamatan Biringkanaya. Remaja ini diperiksa setelah videonya melakukan penganiayaan itu viral di media sosial dan muncul narasi dia memaksa korban untuk menenggak miras oplosan.
AD baru diperiksa penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar karena dia baru pulih dari kritis. Sebelumnya dia dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Siapa yang marah di video viral? Viral Istri Ngamuk Lihat Suaminya Naik ke Panggung Mau Nyanyi Sama Biduan, Dipukul lalu Didorong Suruh Turun Tidak semua orang suka melihat pasangannya tampil di panggung bernyanyi bareng penyanyi. Ada sebagian langsung emosi hingga melabrak ke panggung. Seperti seorang istri yang baru-baru ini viral di media sosial. Dia murka melihat suaminya naik ke panggung dangdut.
-
Mengapa Ciwang Mak Oyah viral? Kabarnya, beberapa video yang memberi ulasan jajanan ciwang ini viral hingga FYP di media TikTok dan Instagram.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
Kasatreskrim Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar Ridwan JM Hutagaol mengatakan, AD datang diantar orang tuanya. "Terduga pelaku menganiaya yang viral itu sudah ada di sini diantar sama bapaknya," ujarnya kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Rabu (1/3).
Ridwan mengungkapkan sosok orang tua AD bukanlah anggota Polri, tetapi hanya seorang Ketua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea. Sebelumnya, viral beredar informasi ayah AD merupakan anggota Polri.
"Ayahnya ini Ketua RT di Kapasa. Bukan (anggota Polri)," bebernya.
Ridwan mengaku pihaknya belum menetapkan tersangka maupun menahan AD dalam kasus dugaan penganiayaan dan pesta miras oplosan. Ia beralasan, pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Kita mau ini dulu (dalami) apakah penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal atau apakah miras oplosan itu," kata dia.
Ridwan juga mengungkapkan ada 10 orang yang terlibat pesta miras oplosan, termasuk tiga korban meninggal dunia yakni Rahmat Fajar, Achmad Alif Rian Nizar, dan Reski. Mereka setidaknya tiga kali pesta miras oplosan.
"Ada sepuluh orang dan tiga kali minum (miras oplosan). Pertama di kos-kosan itu, kemudian mereka minum dekat sekolah, terus balik lagi ke kos-kosan. Tiga kali (pesta miras oplosan)," bebernya.
Ridwan juga mengungkapkan hasil interogasi sementara, AD mengaku menganiaya Achmad Alif Rian Nizar karena jengkel tidak mau mengangkat temannya yang sudah mabuk dari kamar mandi. "Hasil interogasi (AD) yang menganiaya ini, karena ada temannya mabuk di kamar mandi, terus disuruh angkat ke ruangan, cuma tidak mau dia (Achmad Alif Rian Nizar), makanya dipukuli," tuturnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan mencoba berkoordinasi dengan keluarga korban meninggal untuk dilakukan autopsi. Ridwan menjelaskan dengan autopsi bisa mengetahui apakah kematian tiga orang tersebut akibat miras oplosan atau penganiayaan dilakukan AD.
"Kita akan koordinasi dengan orang tuanya (korban meninggal) untuk autopsi. Karena kita ingin mengetahui apakah penganiayaan itu menyebabkan korban meninggal atau karena miras itu," ucapnya.
Sebelumnya, keluarga korban mempersoalkan dan menduga penganiayaan itu untuk memaksa anaknya menenggak miras oplosan. Ibu (alm) Achmad Alif Rian Nizar, Rahmawati (38) membenarkan sosok yang dianiaya dalam video yang beredar adalah anaknya. Ia menduga penganiayaan tersebut karena anaknya enggan ikut pesta miras oplosan.
"Anak ku dipaksa terus agar minum (miras oplosan). Dia dipukul terus kasihan, walaupun sudah minta ampun," tuturnya.
Rahmawati mengaku video penganiayaan terhadap anaknya yang beredar berasal dari temannya yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Tadjuddin Chalid Makassar. Rahmawati menyebut, video tersebut diambil secara diam-diam oleh teman anaknya.
"Ini yang video temannya sendiri. Dia video sembunyi-sembunyi," ungkapnya.
Rahmawati menjelaskan kronologi berawal saat anaknya pergi ke kos temannya di Jalan Sanrangan. Saat pulang ke rumah, pelajar tingkat 2 SMK Techno Terapan Makassar itu langsung masuk ke kamarnya.
"Saat dia pulang hari Rabu, dia langsung baring di kamarnya. Saya tidak tahu kalau waktu itu dia mabuk miras oplosan," kata dia.
Keesokan harinya, Achmad Alif merasakan sakit di bagian kepala dan perutnya. Karena kondisinya yang lemah, Achmad Alif tidak masuk sekolah.
"Dia sempat kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit jam 11 malam. Saat itu dia bilang sakit kepala dan perut," sebutnya.
Rahmawati mengaku kondisi anaknya terus menurun hingga keesokan harinya Achmad Alif meninggal dunia. Ia juga mengungkapkan laki-laki yang menganiaya anaknya di dalam video bukan teman sekolahnya.
"Dia orang luar, katanya mahasiswa. Itu yang memukul ada (dirawat) di RSUD Daya Makassar," sebutnya. Rahmawati berharap polisi menahan pelaku penganiaya dan memaksa anaknya untuk minum miras oplosan. Ia bahkan mengaku sakit hati melihat video penganiayaan terhadap anaknya.
"Kalau bisa pelakunya ditangkap dan sakit hatiku di kasih begini anak ku," ucapnya.
(mdk/yan)