Pengelola: Kemacetan horor di Brebes Timur akibat kurang gardu tol
Kemacetan panjang yang terjadi di beberapa ruas diakui menjadi kendala dalam distribusi BBM.
Kepala Cabang Jalan Tol Kanci Pejagan Pemalang, Zulmarlyan Iskandar menyampaikan kemacetan horor dan parah yang terjadi di exit tol Brebes Timur saat arus mudik akibat kurangnya jumlah gardu tol.
"Di gerbang tol Palimanan, gardu yang difungsikan sebanyak 23 gardu. Sedangkan di Brexit, gardu tol yang semula hanya tiga gardu meski sudah dimaksimalkan menjadi delapan gardu tetap tidak dapat mengatasi kemacetan," ungkap Zulmarlyan Iskandar saat Rapat Koordinasi Evaluasi Mudik Lebaran 2016 yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Ruang Rapat Gedung A Lantai II Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (13/7) malam.
Zulmarlyan membeberkan, hal tersebut diperparah dengan kemacetan di akses keluar yang hanya berjarak 1,7 kilometer dari gerbang Tol Brebes Timur. Sebenarnya, dari Pejagan (wilayah Jawa Barat) pun sudah ada antrean sepanjang 30 kilometer.
"Karena posisi tersebut, kami tidak bisa melakukan percepatan transaksi (pembayaran tol). Padahal kami juga sudah melakukan jemput bola transaksi supaya waktu koreksi lebih cepat dengan bantuan 67 orang putra daerah. Namun ternyata sudah ada antrean lagi di belakangnya. Jadi, efektivitasnya masih kurang," jelasnya.
Zulmarlyan menjelaskan, jika selama arus mudik dan balik saat ini sebanyak tiga rest area di jalan tol tersebut juga sudah difungsikan. Yakni rest area pada kilometer 207, di kilometer 228, dan pada kilometer 252.
"Khusus pada rest area kilometer 228 yang menjadi kewenangannya, memang masih kurang lengkap karena belum ada fasilitas pom bensin untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM)," jelasnya.
Pada Lebaran 2017 mendatang, kemungkinan jalan tol seksi III ruas Brebes Timur-Tegal masih sulit terealisasi mengingat pembebasan lahan hingga kini masih kurang dari lima persen.
"Sementara, untuk seksi IV, ruas Tegal Pemalang, justru sekarang sudah memasuki tahap pembangunan konstruksi. Jika pembebasan lahan sudah bisa dilakukan setidaknya sampai wilayah Slawi, kepadatan lalu lintas dapat dipecah," tambahnya.
Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jateng AKBP Maesa Sugriwo menambahkan transaksi tunai di gerbang tol memang memberikan kontribusi cukup besar terhadap kemacetan lalu lintas yang terjadi saat arus mudik lalu.
"Apalagi biaya yang dibebankan nanggung, seperti di Pejagan dengan tarif Rp 30.500. Sehingga jika pengguna jalan tidak membayar dengan uang pas membutuhkan waktu 10-15 detik," ungkapnya.
Berbeda dengan pembayaran menggunakan kartu, prosesnya hanya membutuhkan waktu sekitar empat detik. Agar kemacetan panjang bisa diurai, dia juga menyarankan agar beberapa ruas jalan tol diberi 'pintu pendobrak'.
Kepala Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah Satriyo Hidayat mengungkapkan meski hampir semua ruas jalan nasional terjadi kemacetan, namun masih banyak jalan provinsi yang belum dimanfaatkan para pemudik, khususnya di wilayah selatan.
"Penyebabnya, karena jalan provinsi dianggap terlalu jauh. Padahal pihaknya telah menyiapkan jalan sekunder tersebut jauh sebelum arus mudik balik. Kami menyadari kami salah. Sosialisasi jalur mudik harusnya dilakukan di Jakarta karena pemudik kebanyakan dari Jakarta. Karenanya, tahun depan kami akan sosialisasikan jalur-jalur alternatif kepada pemudik di Jakarta. Kondisi tahun ini juga akan kami tampilkan agar tahun depan tidak terjadi kemacetan yang sama," terangnya.
General Manager Pertamina MOR IV Jateng DIY Kusnendar menjelaskan persoalan kekurangan BBM di ruas jalan tol. Secara umum selama 20 hari ini suplai premium di wilayah Jateng-DIY meningkat 14 persen. BBM jenis Pertamax naik 90 persen, pertalite naik 105 persen, dan solar berkurang 13 persen.
Untuk menghindari keterlambatan pasokan, pihaknya sudah melakukan langkah superaktif dalam mempermudah pengadaan BBM dari semula order sekarang dikirim besok, menjadi order sekarang dikirim hari itu juga. "Bahkan pada kondisi tertentu pihaknya memberikan pembayaran kredit," ungkapnya.
Namun, kemacetan panjang yang terjadi di beberapa ruas diakui menjadi kendala dalam distribusi BBM, karena waktu tempuh menjadi lebih lama.
"Kami juga menyediakan SPBU kantong di tempat-tempat yang kebutuhannya tinggi. Tapi begitu crowded, SPBU kantong dibongkar kemudian pergi, tidak bisa balik karena macet. Kami juga sudah membantu pemudik dengan fasilitas BBM kalengan. Tapi, kalau tahun depan ada exit tol di Pemalang, kondisinya tidak akan berubah jika tidak ada barrier gate," pungkasnya.