Penjelasan Danseskoal soal Korea Selatan jadi Lokasi Overhaul KRI Nanggala-402
Korea Selatan juga merupakan negara yang telah dipercaya dan mempuni dalam membangun kapal selam asal Jerman tersebut.
Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto menjelaskan alasan TNI AL memilih Korea Selatan menjadi tempat Overhaul atau pemeriksaan kapal selam KRI Nanggala-402 pada 2012, karena telah memiliki izin ekspor lisensi dari Jerman.
Hal itu guna menjawab pertanyaan, mengapa Indonesia tidak melakukan Overhaul kepada KRI Nanggala kapal selam bertipe U-Boat 209 bertonase 1.300 tersebut langsung di negara asal yakni Jerman.
-
Kapan KRI Nanggala (402) dinyatakan tenggelam? KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Kenapa kapal KM Dewi Jaya 2 tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Siapa yang memimpin KRI Nanggala (402) saat tenggelam? Saat dilaporkan hilang, KRI Nanggala membawa 53 orang yang terdiri dari 49 awak, 1 komandan, dan 3 spesialis senjata. Kolonel Harry Setyawan merupakan awak yang memiliki pangkat tertinggi. Kapal ini juga diawaki oleh Letkol Heri Oktavian sebagai komandan kapal selam.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
"Overhaul di Korea itu karena Korea sudah mendapat izin ekspor lisensi, dari Jerman untuk melaksanakan overhaul dari negara pembuatnya," kata Iwan saat konferensi pers di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), Selasa (27/4).
Dia pun menjelaskan bahwa Korea Selatan juga merupakan negara yang telah dipercaya dan mempuni dalam membangun kapal selam asal Jerman tersebut. Terlebih, setidaknya Korea Selatan telah membangun sebanyak 9 kapal selam tipe U-Boat 209 sehingga mereka pun telah memiliki lisensi ekspor.
"Sehingga mempunya kemampuan pelaksanakan perbaikan sendiri membuat sendiri, jadi itulah mengapa Cakra dan Nanggala dilakukan overhoal di Korea Selatan. Dan tidak jauh dengan apa yang dimiliki oleh Jerman saat itu," ujarnya.
Kemudian, Iwan juga menyoroti terkait kapasitas jumlah personel kalau setelah dilakukan overhaul KRI Nanggala bisa bertambah menjadi 50 personel atau lebih, karena telah ditambahkannya peralatan escape untuk para awak kapal selam.
"Sehingga mengapa saya saya menjadi komandan perbaikan disana saya ingin dilengkapi peralatan escape di KRI Nanggala. Sebelumnya memang 33 (personel) tapi dengan adanya moderenisasi kita sesuaikan dengan jumlah di Indonesia untuk jumlahnya menjadi 50," katanya
"Jadi kalau hanya alasan tempat tidurnya (berjumlah 33) sekian, kita hotbank juga tidurnya di tempat di RDO, Gladak pun kita bisa tidur di sana enggak masalah karena di situlah kita bisa tidur di sana," tambahnya
Lebih jauh, dia mengatakan kalau kapal semacam KRI Nanggala-402 bila dilakukan pemeliharaan dengan baik setidaknya bisa digunakan 30 sampai 40 tahun, oleh sebab itu kapal selam tipe U-Bout 209 buatan Jerman ini masih cukup banyak dipakai oleh beberapa negara.
"Bukan kita saja yang menggunakan. India menggunakan Negara Amerika latin itu masih hampir semuanya menggunakan dan beberapa masih aktif. Bahkan Brazil itu ada yang lebih tua, dibandingkan dengan KRI Nanggala-402," terangnya.
Sebelumnya, Kapal Selam KRI Nanggala- 402 untuk saat ini telah ditemukan dan untuk ke-53 personelnya telah dinyatakan gugur. Hal itu setelah dinyatakan hilang kontak sejak Rabu (21/4) lalu.
Sebagaimana diketahui bahawa kapal selam buatan Jerman ini merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia sejak 1981.
Baca juga:
Gedung di Malaysia Nyalakan Lampu Merah Putih, Ikut Berduka Musibah KRI Nanggala-402
Ridwan Kamil Berikan Bantuan Rp 100 Juta untuk Keluarga Kolonel Irfan Suri
Polisi Periksa Nurhadi 'Capres Dildo' Terkait Status FB Singgung KRI Nanggala 402
Skenario Pengangkatan KRI Nanggala-402: Pakai Balon Udara hingga Dipotong Kecil
KRI Nanggala-402 'On Eternal Patrol', Indonesia Masih Miliki 4 Kapal Selam
TNI AL Masih Terus Berupaya Evakuasi KRI Nanggala 402