Peringatan HUT RI ke-79, Perkuat Nilai Pancasila di Tengah Keberagaman Anak Bangsa
Pancasila sebagai benteng utama dalam menjaga persatuan bangsa, serta langkah-langkah konkret perlu diambil untuk menghadapi ancaman radikalisme.
Merenungkan peringatan 79 tahun kemerdekaan Indonesia terdapat tantangan baru dalam menjaga persatuan bangsa yang semakin kompleks. Terutama dengan hadirnya era digital yang membawa perubahan besar.
Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia, Ngatawi Al-Zastrouw menyoroti peran penting nasionalisme dan Pancasila sebagai benteng utama dalam menjaga persatuan bangsa, serta langkah-langkah konkret perlu diambil untuk menghadapi ancaman radikalisme dan intoleransi.
Zastrouw menjelaskan bahwa era digital telah membawa transformasi besar dalam cara masyarakat terutama generasi muda memandang nasionalisme. Semangat sebagai sesama bangsa perlu dimaknai dengan lebih mendalam mengingat adanya limitasi yang semakin kabur antar-bangsa dan negara yang berbeda.
"Di era digital ini, terjadi pergeseran dari spirit citizenship menjadi netizenship. Spirit citizenship berbasis pada kewarganegaraan yang terikat oleh batasan-batasan geografis dan sistem politik. Namun, di era digital, batas-batas ini semakin kabur," tuturnya, Sabtu (17/8).
Meskipun begitu, Zastrouw menegaskan bahwa nasionalisme tetap relevan. Alasannya, meskipun dunia maya memungkinkan interaksi manusia tanpa kenal batasan waktu dan tempat, dalam kehidupan nyata mereka tetap berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.
Zastrouw menegaskan bahwa Pancasila adalah penawar yang paling efektif. Namun, ia juga menyoroti bahwa implementasi Pancasila belum sepenuhnya nyata dalam kehidupan sehari-hari.
"Saya perlu menekankan pentingnya aktualisasi Pancasila dalam bentuk nyata sehingga dapat menjadi pengikat yang efektif di tengah keberagaman bangsa. Sejatinya, Pancasila memberikan ruang bagi setiap manusia untuk mengaktualisasikan pandangan keagamaan secara manusiawi," tuturnya.
Untuk menghadapi radikalisme di kalangan generasi muda, Zastrouw menyoroti pentingnya keteladanan dan praktik-praktik hidup yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, anak muda di masa sekarang tidak bisa lagi hanya dijejali narasi dan retorika para pemimpin negeri.
Selain itu, Zastrouw sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Jejaring Dunia Santri, juga menekankan perlunya mengarusutamakan praktik hidup yang mencerminkan Pancasila. Ia memberikan contoh bagaimana di kampung-kampung dan desa-desa, banyak terdapat kehidupan mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong dan kerukunan antar-umat beragama.
"Generasi muda Indonesia dapat membangun imunitas ideologi yang kuat terhadap radikalisme dan intoleransi. Vaksinasi kultural melalui pengamalan Pancasila secara nyata adalah kunci untuk menjaga persatuan dan menghadapi berbagai ancaman ideologis," tandasnya.