Perjalanan Hidup Joni, dari Pemanjat Tiang Bendera Kini jadi Anggota TNI
Berkat aksi heroiknya tujuh tahun lalu memanjat bendera, Joni kini menjadi anggota TNI.
Nama Yohanes Ande Kala atau lebih dikenal dengan Joni sempat melambung setelah aksi heroiknya pada tahun 2018. Kala itu, Joni memanjat tiang bendera untuk mengibarkan kembali sang Saka Merah Putih.
Kini, tujuh tahun setelah kejadian itu, Joni memulai babak baru dalam hidupnya. Dia bersama dengan 217 rekan seangkatan telah berhasil menyelesaikan pendidikan dasar militer yang berlangsung 16 minggu.
- Joni Pemanjat Tiang Bendera Usai Lulus Seleksi TNI, Langsung Bikin Story WA Bilang Begini
- Kisah Joni Pemanjat Tiang Bendera saat SMA Ikut Anggota TNI Tinggal di Asrama Kompi Senapan
- Mengenang Kembali Keberanian Joni Kala Panjat Tiang Bendera Saat Upacara HUT RI di NTT, Sempat Daftar TNI tapi Gagal
- Ini Syarat Tinggi Badan yang Bikin Joni Kala, Pemanjat Tiang Bendera di NTT Tak Lolos Seleksi TNI
Pelantikan berlangsung di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) IX/Udayana, Tabanan, Bali pada 9 Januari 2025.
"Joni sudah dilantik Minggu lalu tepatnya pada 9 Januari 2025," kata Kepala penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (15/1).
Sempat Gagal Seleksi
Joni sempat menghadapi tantangan dalam proses seleksi. Ia gagal masuk TNI, karena tinggi badan belum memenuhi syarat pada 2024 silam. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat untuk kembali mencoba.
Joni kemudian mengikuti jalur bintara keahlian. Berdasarkan penilaian panitia seleksi, Joni berhasil memenuhi kriteria yang ditetapkan, dan akhirnya berhasil lolos untuk menjadi bagian dari TNI AD.
Pendidikan Lanjutan
Agung mengatakan, Joni akan melanjutkan pendidikan lanjutan di kecabangan infanteri setelah menyelesaikan pendidikan dasar. Diperkirakan pendidikan memakan Waktu tujuh hingga delapan minggu.
"Baru penempatan, kalau penempatan kewenangannya dari Mabes AD," ujar Agung.
Agung menyambut positif bergabungnya Joni di militer. Menurut dia, semangat nasionalisme yang tinggi dan kemampuan untuk mengatasi tekanan Joni, sudah terlihat jelas sejak masih mengenyam bangku pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Ketika melihat bendera Merah Putih terjatuh, Joni tanpa ragu langsung mengibarkannya kembali.
Tindakan spontan itu, menurut Agung, menunjukkan jiwa nasionalisme yang sangat tinggi.
"Kalau saya melihat dari kasat mata bahwa semangat juang itu bagus lah, dulu dia masih sipil tapi dia dalam jiwanya tidak rela merah-putih jatuh. Kan gitu peristiwanya waktu itu. Jadi dia spontan langsung naik, dia mengibarkan bendera yang jatuh," kata Agung.
"Mungkin secara psikologi oleh tim seleksi setelah dilakukan seleksi dia mungkin punya jiwa juang yang tinggi, semangat nasionalisme yang tinggi," sambung dia.
Fisik dan Mental Joni Diperlukan TNI
Dia mengatakan, ketahanan mental dan kemampuan mengelola tekanan yang dimiliki Joni sangat bermanfaat di dunia militer. Terlebih, saat penugasan yang berat di medan yang penuh risiko seperti Papua.
"Terus kalau secara psikologi militer itu yang saya tahu kalau orang orang seperti itu mampu mengatasi tekanan tekanan pada saat bertugas di militer. Manajemen dirinya untuk mengatasi tekanan bertugas di militer saya rasa lebih itu kalau ditinjau dari segi seleksi ya," ujar dia.
Karena itu, kehadiran Joni di barisan militer diharapkan dapat menularkan semangat juangnya kepada rekan-rekannya.
"Nah ini akan berpengaruh pada saat dia di pasukan dengan rekan-rekan. Dia akan motivasi kawan kawan nya. Udah pasti itu muncul sendiri pada saat mungkin penugasan di medan medan yang berat di Papua, orang-orang begitu pasti akan suruh teman-temannya untuk tetap semangat ya. Menurut saya itu pengalaman empiris ya. Itu sih kalau saya lihat baguslah untuk menjadi pionir pada saat dia bertugas nanti," ujar dia.
TNI Beri Tempat Khusus untuk Joni
Terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, TNI memberikan kesempatan khusus untuk Joni mengikuti seleksi, meskipun sebelumnya dinyatakan tak memenuhi syarat tinggi badan. Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan semangat, mentalitas, dan kepribadian Joni yang luar biasa.
"TNI menegaskan bahwa meskipun Joni awalnya tidak memenuhi syarat tinggi badan minimal, ia diberikan kesempatan khusus untuk mengikuti seleksi. Hal ini didasarkan pada semangat, mentalitas, dan kepribadian Joni yang luar biasa. Berkat kegigihan, Joni berhasil memenuhi kriteria dan diterima sebagai Bintara TNI AD," kata Wahyu kepada Liputan6.com Rabu (15/1).