Pesan kebinekaan dari gang sempit di Bandung
Pesan kebinekaan dari gang sempit di Bandung. Vihara ini sudah berdiri sejak 1946 silam. Umat Budha di kawasan tersebut menerima hadirnya Masjid Al-Amanah yang baru dibangun pada 2014 lalu. Dua sarana ibadah beda keyakinan itu menunjukkan betapa sejuknya perbedaan.
Indonesia ditakdirkan Tuhan lahir dengan keberagaman. Bahkan semboyan negeri ini adalah Bhinneka Tunggal Ika yang diterjemahkan berbeda-beda tetap satu. Meski berbeda, hakikatnya Indonesia tetap satu kesatuan.
Indonesia belakangan tengah diuji dengan perbedaan, paling kentara ketika Pilkada DKI 2017 beberapa waktu lalu. Isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) seolah menjadi senjata untuk saling serang hanya demi kepentingan kelompok tertentu. Hingga akhirnya mengancam kesatuan yang selama lebih 70 tahun terjaga.
Namun, kondisi berbeda ditunjukan dari gang sempit yang ada di Kota Bandung, Gang Ruhana RT02/RW02, Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong. Vihara yang merupakan tempat ibadah umat Budha justru berdiri tegak berdampingan dengan masjid tempat ibadahnya umat muslim. Vihara itu bernama Vihara Girimetta.
Vihara ini sudah berdiri sejak 1946 silam. Umat Budha di kawasan tersebut menerima hadirnya Masjid Al-Amanah yang baru dibangun pada 2014 lalu. Dua sarana ibadah beda keyakinan itu menunjukkan betapa sejuknya perbedaan.
Jika umat muslim ingin beribadah, sudah menjadi tradisi aktivitas vihara 'mengalah' sementara waktu. Begitu juga sebaliknya di mana masjid harus menghargai ibadah umat Budha. Apalagi ketika memasuki hari-hari besar.
"Memang seharusnya seperti ini-kan sejak Indonesia merdeka. Kita semua berbeda. Dengan perbedaan, kebinekaan itu harusnya kita menjadi kuat dan indah. Pelangi kita lihat ada tujuh perbedaan warna. Tapi kalau lihat dari satu kesatuan pelangi itu indah," kata Koh Ahoy pemilik Vihara Girimetta saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (19/5) lalu.
Meski vihara sudah lebih dahulu berdiri, bukan berarti tempat ibadah lain tidak bisa dibangun berdampingan. Sejak wacana ingin dibangun masjid pada 1980-an, Koh Ahoy menyambut baik dengan tangan terbuka. Kini Masjid Al-Amanah sudah berdiri bersandingan dengan kapasitas sekitar 350 jamaah.
"Saya senang justru, lewat kampung ini kami warga di sini ingin memperlihatkan keragaman budaya dengan perbedaan agama jadi lebih bagus. Ini bisa buat contoh yang lain. Bahwa jangan lagi ada perdebatan dengan perbedaan yang ada. Kita tetap bisa jalan bersama-sama," ujar pria berusia 62 tahun ini.
Dengan adanya dua sarana ibadah ini, Koh Ahoy mengungkapkan, justru warga setempat kerap dukung satu sama lain. "Kalau puasa, saya suka datang ke masjid. Ikut partisipasi saja buka puasa dengan orang Islam. Itu enggak masalah-kan, karena silaturahmi tetap dijaga," ungkap pria yang mengidolai almarhum Abdurrahman Wahid alias Gusdur itu.
"Kalau lebaran kami juga suka mengucapkan selamat pada orang Islam. Begitu juga sebaliknya kalau ada hari besar, atau ulang tahun vihara, mereka mengucapkan selamat. Bahkan suka membantu juga. Jadi seharusnya kita memang harus saling menghargai. Apalagi kita makan dan minum di air tanah sama, tanah Pasundan, tanah Indonesia," tambah Koh Ahoy.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Mimin Aminah (52) pengurus DKM Al Amanah. Aminah mengatakan, berdirinya masjid di Gang Ruhana ini menunjukkan perbedaan itu harus dijaga. Sadar hidup di lingkungan yang menjadi minoritas, Mimin harus bisa menghargai agama-agama lainnya.
"Kita memang berbeda-beda. Tapi tetap satu tujuan. Keberagaman di sinilah yang ingin ditonjolkan bahwa kita juga bisa hidup bertoleransi," ujar perempuan yang rumahnya berhadapan dengan masjid ini.
Dia mengaku, pengurus vihara dan pengurus masjid memiliki hubungan harmonis. "Waktu ulang tahun atau perayaan. Pernah dari pihak vihara ngasih dodol ke warga di sini. Inikan menunjukkan bahwa kita bersaudara," tutup Mimin.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila pada sidang BPUPKI? Kemudian pada sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepat pada 1 Juni 1945.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Gedung Pancasila berada di mana? Tidak semua bangunan lawas bisa lestari hingga sekarang. Sayangnya, sebagian di antaranya dibiarkan tak terawat kendati memiliki nilai sejarah, salah satunya gedung Pancasila yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
-
Kapan Hari Kesaktian Pancasila dirayakan? 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
Baca juga:
Kisah Afi & Warisan yang ditulis dengan HP seharga Rp 600.000
LSI: Publik ingin demokrasi Pancasila jadi sistem negara dan perekat
Kuliah umum di Oxford, JK tegaskan Indonesia bukan negara Islam
Hapal Pancasila, bocah SD dapat tabungan Rp 2,8 juta dari Menko Puan
Polisi buru penyebar poster 'Garuda Ku Kafir' di Undip Semarang
Undip Semarang dihebohkan penyebaran poster 'Garuda Ku Kafir'