Petugas gagalkan penyelundupan 9 kukang dan burung ke China
Upaya penyelundupan 10 satwa dilindungi ke China digagalkan petugas Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah II Jabal Nusra, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/7). Satwa itu diamankan dari HK (30), pelaku penjualan satwa liar di pasar wilayah Kediri.
Upaya penyelundupan 10 satwa dilindungi ke China digagalkan petugas Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah II Jabal Nusra, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/7). Satwa itu diamankan dari HK (30), pelaku penjualan satwa liar di pasar wilayah Kediri.
Sepuluh satwa dilindungi itu terdiri dari 9 ekor jenis kukang dan seekor burung Julang. Kepala Balai Gakkum KLHK Wilayah Jabal Nusra, Surabaya Benny Bastiawan mengatakan sepuluh satwa yang diamankan itu dalam keadaan hidup. "Kondisinya semua dalam keadaan hidup," ujarnya, Kamis (13/7).
Menurut Benny, hewan satwa dilindungi itu berhasil digagalkan hasil dari informasi masyarakat. "Tim gabungan bergerak cepat, satwa dan pelaku berhasil kami amankan, sekitar pukul 10.00 wib," ujarnya.
Kasie Wilayah II Surabaya, Sidonius Tri Saksono menambahkan modus perdagangan satwa dilindungi tersebut dipromosikan melalui media sosial.
"Itu dipromosikan melalui media sosial Facebook," ucapnya.
Menurut Tri, peminat satwa dilindungi itu cukup banyak di antaranya dari wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat. "Untuk satwa yang berhasil diamankan itu permintaan dari Jakarta, hendak dikirim ke China," jelasnya.
Kukang itu dijual pelaku ketika di dalam negeri dengan harga sekitar Rp 400 ribu. Sedangkan untuk pengiriman ke luar negeri, kukang dihargai Rp 2 juta per ekornya.
"Satwa ini didapat dari hutan liar yang berada di wilayah Indonesia di antaranya wilayah Tapal Kuda, dari hutan Baluran dan Alas Purwo," tutupnya.
Kini, pelaku dijerat pasal 21 ayat 2 huruf a dan b Jo pasal 40 ayat 2 UU nomor 5 tahun 1990 Jo PP nomor 77 tahun 1999 tentang Konservasi Sumverdaya Alam Hayati dan Ekosistem. Pelaku diancam hukuman pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.
Baca juga:
Penyelundupan 2 piton tanpa surat resmi digagalkan di Gilimanuk
TNI AL gagalkan penyelundupan 1 ton trenggiling ke Malaysia
Edarkan sirip Hiu, usaha perikanan di Surabaya digerebek polisi
300 Ekor Belangkas gagal diselundupkan ke Thailand
Kabur bawa satwa langka di Manokwari, WN Prancis diburu petugas
WN Prancis coba selundupkan kupu-kupu langka dari Pegunungan Arfak
Hendak selundupkan burung langka, 2 WNI ditangkap di Malaysia
-
Kenapa penjual cilok ini ingin membeli hewan kurban? Keinginan kuat untuk berbagi sudah dimantapkan Irfan sejak satu tahun lalu. Dia rela menabung sedikit demi sedikit agar bisa beribadah kurban untuk sang anak.
-
Bagaimana cara jual beli bayinya? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat.
-
Bagaimana penjual cilok mengumpulkan uang untuk membeli hewan kurban? Irfan mengaku jika pembelian hewan kurban ini menggunakan uang receh yang sudah dikumpulkannya senilai Rp2,5 juta. Memilih hewan kurban Dengan ramah pemilik lapak mempersilahkan penjual makanan itu memilih sendiri hewan kambingnya. Irfan dengan antusias melangkahkan kaki ke salah satu ruang kandang dan menentukan jenis kambing yang cocok.
-
Di mana bulu burung huia tersebut dijual? Leah Morris, kepala seni dekoratif di rumah lelang Webb yang berbasis di Auckland, tempat bulu tersebut dijual pada hari Senin, meyakini kondisi bulu tunggal tersebut sangat baik, berkat upaya melindungi bulu tersebut dengan kertas arsip dan kaca UV, serta cerita tentang huia yang meningkatkan penawaran.
-
Bagaimana cara menabung jika ingin membeli hewan kurban dengan patungan? Mengutip dari laman NU Online, Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menyebutkan, mayoritas ulama memperbolehkan patungan kurban. Secara perhitungan membeli hewan kurban secara patungan dinilai lebih murah jika harus membeli seekor hewan kurban untuk diri sendiri.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.