Pidato HUT Kemerdekaan RI, Hasto: Kalau Pemimpin Tidak Jujur, akan Ada Karma Politik
Hasto menyampaikan pesan Megawati terkait kriteria pemimpin
Hasto menyampaikan pesan Megawati terkait kriteria pemimpin
Pidato HUT Kemerdekaan RI, Hasto: Kalau Pemimpin Tidak Jujur, akan Ada Karma Politik
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjadi inspektur Upacara Penaikan Merah Putih menyambut HUT ke-78 RI di Sekolah Partai, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (17/8). Hasto membacakan pesan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pesan itu berisi permintaan kepada semua anak bangsa melihat pemimpin dari karakter. Sebab karakter itulah yang membuat pemimpin bisa disayang rakyat.
- Selain Sentil Penguasa, Ini Pidato Megawati Singgung Korupsi Berjemaah hingga Kepungan Politik
- Potret Keakraban Puan Maharani Bersama Sang Ibu Megawati, Sama-Sama Terjun di Dunia Politik
- Terancam Dipecat PDIP, Ini Sederet Kiprah Budiman Sudjatmiko di Dunia Politik
- Kiprah Perdana Anak Ganjar dan Putri Puan Maharani Terjun ke Politik di Pilpres 2024
"Mengapa Ibu Mega selalu menegaskan bahwa melihat pemimpin itu ketika turun, apakah rakyat antusias, apakah ada rakyat yang secara spontan memberikan dukungan dan kemudian apa ada euforia? Melihat pemimpin itu dari bobot, bibit, bebet, dari keluarganya, dari kapasitas kepemimpinannya, dari moralitasnya, dari getaran kemanusiaan dalam dirinya apakah pemimpin ini mampu merawat kehidupan atau justru sebaliknya," pesan Megawati.
Dalam pesannya, Megawati juga mengatakan perlunya semua pihak melihat seorang pemimpin yang berwatak jujur karena hal itu bisa menjadi dasar memajukan Indonesia.
Dia kemudian menyinggung tentang kisah pewayangan ketika tokoh pemimpin Pandawa, Yudhistira yang memiliki watak jujur.
"Pemimpin ini harus menunjukkan watak yang jujur, tidak ada pemimpin negara-negara yang kemudian bohong, pemimpin itu jujur sebagai watak yang paling elementer karena itulah dalam cerita wayang, pemimpin Pandawa itu sosok Yudhistira yang jujur, yang bersih, bahkan digambarkan darahnya putih, saking jujurnya," ujar Hasto.
Dia mengatakan seorang pemimpin tidak boleh berbohong dan memanipulasi angka-angka hanya untuk kepentingan elektabilitas.
Oleh karena itu, kata Hasto, momentum HUT ke-78 RI sebaiknya dipakai semua anak bangsa untuk bisa menghasilkan sosok pemimpin berwatak jujur. "Ini syarat paling penting. Seorang pemimpin tidak boleh memanipulasi demi elektoral. Maka, ini yang harus ditanamkan dengan memperingati kemerdekaan ke-78 agar pemimpin ke depan harus jujur. Kalau tidak jujur saudara sekalian, akan ada karma politik. Itulah keyakinan spiritualitas kita sebagai bangsa yang bertuhan," ucap Hasto.
Dia juga turut berbicara langkah PDIP menyambut Pemilu 2024 harus sesuai dengan ajaran Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno.
Setelah amanat Hasto selesai, rangkaian upacara ditutup dengan doa dan peserta membubarkan diri dengan tertib. Sehabis itu dilaksanakan berbagai perlombaan ciri khas perayaan 17 Agustusan. Ratusan anggota dari organisasi sayap PDIP diketahui ikut dalam upacara tersebut. Kegiatan dimulai pada pukul 07.50 WIB, diawali dengan tiga anggota satuan tugas dari PDIP menaikkan bendera Merah Putih.