Polda Kaltim turun tangan, 3 orang utan tewas terbakar diautopsi
Polisi curiga orang utan itu dibunuh terlebih dulu dan sengaja diletakkan di lahan terbakar.
Polda Kalimantan Timur ikut menyelidiki khusus 3 orang utan tewas terpanggang di lahan warga diduga dibakar, di kota Bontang, Sabtu (20/2) pekan lalu. Jasad ketiganya diautopsi, Rabu (24/2), guna mengusut penyebab kematian.
Tim INAFIS (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) Polres Bontang, COP (Centre Protection for orang utan), beserta tim balai Taman Nasional Kutai (TNK), terlibat dalam proses autopsi, bersama dengan tim Polda Kaltim.
"Perintah pak Kapolda Kaltim (Irjen Pol Safaruddin), tim polda beri asistensi proses penyelidikan, mencari tahu penyebab kematian 3 orang utan itu," kata Kapolres Bontang, AKBP Hendra Kurniawan, saat dikonfirmasi merdeka.com.
Kasus kematian satwa liar dilindungi membetot perhatian, lantaran masuk kategori kasus langka. Bermacam perkiraan pun muncul. Terutama dugaan orang utan itu mati dibunuh lebih dulu, kemudian diletakkan di dalam lahan warga dan dibakar.
"Atau lahan terbakar sehingga menghanguskan 3 orang utan. Meski jumlah saksi masih sedikit, tapi kasus ini masih kita dalami," ujar Hendra.
Dikatakan Hendra, lokasi kejadian lahan hangus di pemukiman warga itu berjarak sekitar satu kilometer dengan areal hutan wanawisata milik PT Pupuk Kalimantan Timur. Dari penelusuran, kawasan hutan itu di dalamnya memang terdapat satwa orang utan.
"Jadi pertanyaan. Kok orang utan jadi ada di lahan warga? Apakah mungkin mencari makan? Apalagi 3 orang utan mati sekaligus di lokasi yang sama, saat bersamaan," lanjut Hendra.
"Saya sampaikan dan saya tegaskan, bahwa kepolisian terus mengusut kasus ini hingga tuntas. Terlebih lagi ini menjadi atensi khusus Bapak Kapolda," ucap Hendra.
Kepala balai TNK, Erly Sukrismanto, saat dikonfirmasi terpisah mengatakan, timnya memang ikut membantu proses autopsi 3 jasad orang utan.
"Benar mas, untuk perkuatan penyelidikan penyebab kematiannya. Proses autopsi dilakukan di areal hutan TNK," kata Erly.
Baca juga:
Warga bakar lahan, 3 orangutan tewas terpanggang di Bontang Kaltim
Pembakar lahan tewaskan 3 orangutan tewas di Kaltim diburu
3 Orangutan tewas terpanggang di Kaltim diduga konflik dengan warga
Aparat didesak tuntaskan kasus kematian 3 orang utan di Bontang
4 tahun dipelihara warga, bayi orang utan akhirnya disita petugas
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Siapa yang mengancam kelangsungan hidup orang utan? Orang utan sering menjadi sasaran perburuan untuk diperdagangkan secara ilegal, baik sebagai hewan peliharaan maupun untuk bagian tubuh mereka yang dianggap memiliki nilai ekonomi atau medis.