Polda Metro Jaya: Polwan perawan atau enggak, yang penting sehat
Polda Metro Jaya membenarkan jika ada tes keperawanan untuk calon Polwan, namun terkait tes kesehatan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto membenarkan soal adanya tes keperawanan bagi Polwan yang ingin menjadi anggota Korps Bhayangkara. Namun tes tersebut terkait tes kesehatan.
"Itu kaitannya tes kesehatan, baik dari fisik dalam maupun luar," kata Rikwanto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (19/11).
Menurut dia, tes fisik dalam maupun luar untuk mengetahui organ tubuh bagi calon anggota polisi baik pria atau perempuan. "Tes luar fisik dan dalam fisik nantinya dicek di laboratorium seperti ada gangguan jantung atau enggak, ada gangguan paru-paru atau enggak dan lainnya," ujarnya.
Tes keperawanan, lanjut dia, calon anggota polisi pria pun juga bakal dites keperjakaannya. Selain itu, pihaknya tidak mempermasalahkan bagi Polwan yang tak perawan. "Kaitan dia perawan atau enggak yang penting dia sehat, itu dilakukan tim dokter," jelasnya.
Sebelumnya kewajiban tes keperawanan untuk menjadi polisi wanita (polwan) di Indonesia mendapat perhatian dunia. Surat kabar Daily Mail Inggris hari ini, Selasa (18/11) mengulasnya dan menyebut tes itu sangat menyakitkan dan membuat trauma bagi kaum hawa.
Menurut laporan organisasi hak asasi Human Rights Watch (HRW), perempuan di Tanah Air ingin menjadi petugas kepolisian dipaksa mengikuti tes keperawanan. Tahun ini peserta ujian masuk mencapai 7.000 perempuan dari seluruh provinsi.
Beberapa persyaratan itu misalnya harus berusia antara 17-22 tahun, beragama, tinggi sekitar 165 sentimeter, tidak berkacamata, dan, punya selaput dara yang belum tersentuh.
"Untuk tambahan dalam tes kesehatan dan mental, perempuan yang ingin menjadi polisi harus tes selaput dara. Jadi seluruh calon polwan harus bisa mempertahankan keperawanan mereka," demikian tertulis di situs kepolisian Republik Indonesia, dan belum dihapus hingga berita ini dilansir oleh surat kabar asal Inggris tersebut. Majalah Time dari Amerika Serikat juga mengangkat isu tersebut.
Baca juga:
Prof JE Sahetapy sebut PR Polri banyak, bukan cuma urusi perawan
PKS: Tes keperawanan Polwan harus hati-hati dan jaga kehormatan
Polri ingin perawan yang baik untuk calon Polwan
Polri tak mau ada calon Polwan sudah tak perawan
Kompolnas desak Kapolri cabut aturan tes keperawanan Polwan
Kapolri: Polwan bukan tes keperawanan, tapi tes kesehatan!
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana polisi melacak keberadaan Pegi Setiawan? Polisi menangkap PS (Pegi Setiawan) saat pulang bekerja sebagai kuli bangunan di kawasan Jl Kopo, Kota Bandung. Polisi sempat mengalami kesulitan saat melacak keberadaan Perong,” kata dia, Rabu (22/5) malam. “(Pegi selalu) berpindah tempat, di antaranya Cirebon dan Bandung,” Jules melanjutkan.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dikawal ketat oleh Polresta Pekanbaru? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa itu polisi cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.