Polisi amankan 1 tersangka dalam kasus duel antar pelajar berujung maut di Bogor
Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengatakan, polisi sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Polisi mengamankan satu orang pelaku dalam perkelahian antarpelajar yang menewaskan Ahmad Raih Syahdan (16), siswa MTs Asy Syuhada, Rumpin, Kabupaten Bogor.
Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengatakan, polisi sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
"Satu orang berinisial S telah ditangkap, sementara dua orang lainnya yaitu CA dan D masih dalam pengejaran. Tersangka merupakan pelajar SMP yang masih berusia belasan tahun," katanya di Mapolres Bogor, Selasa (28/11).
Dicky menambahkan, sejauh ini polisi masih melakukan pengejaran terhadap kedua tersangka. Dirinya memberi peringatan, jika dalam seminggu keduanya belum menyerahkan diri, maka kepolisian akan memasukkan mereka ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
"Akan kita pasang foto dan identitasnya sebagai daftar pencarian orang," tegasnya.
Dia menjelaskan, kasus ini bermula dari saling ejek di media sosial Facebook yang kemudian berlanjut sampai janjian untuk berkelahi di sebuah perkebunan karet di wilayah tersebut.
Dicky menuturkan, saat berduel, baik korban maupun pelaku sama-sama membawa dua rekannya. Dia mengungkapkan, teknis perkelahian itu adalah satu lawan satu.
"Jadi mereka sudah janjian mau berkelahi. Masing-masing dari mereka membawa celurit," ungkapnya.
Di tengah perkelahian, sambung dia, dua rekan korban melarikan diri. Korban pun akhirnya dikeroyok oleh tiga pelajar yang menjadi lawannya.
Dalam posisi terdesak, sambung Dicky, korban berusaha menyelamatkan diri. Namun, saat korban terjatuh di semak-semak, lawannya langsung menyabetkan celurit di bagian punggung, lengan, dan pinggul.
"Korban sempat dibawa ke puskesmas setempat, tapi nyawanya tidak tertolong," ucap Dicky.
Baca juga:
Duel celurit bocah SMP di kebun karet berujung maut
Cekcok di medsos, dua SMP bentrok di Cimahi
Diduga hendak tawuran, dua pelajar menangis di kantor polisi
Duel ala Gladiator di Bogor kembali memakan korban
Duel maut, pelajar SMP di Bogor tewas kena sabetan celurit
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.