Polisi Amankan 19 Mahasiswa saat Ricuh Demonstrasi HUT Kabupaten Tangerang
Sebanyak 19 orang dari Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) yang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Tangerang, Kecamatan Tigaraksa, Rabu (13/10) siang, diamankan Polres Kota Tangerang. Mereka diamankan setelah terlibat aksi saling dorong dengan petugas pengamanan.
Sebanyak 19 orang dari Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) yang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Tangerang, Kecamatan Tigaraksa, Rabu (13/10) siang, diamankan Polres Kota Tangerang. Mereka diamankan setelah terlibat aksi saling dorong dengan petugas pengamanan.
Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro menerangkan, aksi unjuk rasa mahasiswa bertepatan dengan HUT ke-389 Kabupaten Tangerang itu diikuti 5 kelompok mahasiswa.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
"Kemudian Polresta benar mengamankan 19 orang peserta aksi. Gelombang pertama tadi ada 5 komponen elemen mahasiswa. Yang 4 tidak ada kericuhan, hanya satu komponen mahasiswa yang sempat terjadi kericuhan dengan anggota kami," ucap Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro di Mapolresta Tangerang, Rabu (13/10).
Lebih rinci, Wahyu memaparkan kericuhan pecah terjadi ketika tim negosiator meminta perwakilan pendemo bertemu pejabat Kesabangpolimas. Namun mahasiswa hanya ingin bertemu Bupati Tangerang.
"Kebetulan Bapak Bupati sedang melaksanakan kegiatan rangkaian HUT kabupaten ke-389 sehingga tidak bisa menemui. Namun dari pihak elemen mahasiswa mengotot untuk bisa bertemu dengan Pak Bupati dan harus Pak Bupati yang harus menemui elemen Himata (Himpunan Mahasiswa Tangerang)," ucap Wahyu.
Akibatnya terjadi kebuntuan negosiasi. Masa aksi dan petugas keamanan pun saling dorong.
"Dari situlah terjadi dorong mendorong, sehingga kondisi kita amankan satu orang yang memprovokasi mahasiswa yang lainnya, sehingga terjadi kericuhan dan timbul salah satu korban MFA," ucap Wahyu.
Ke-19 orang pendemo yang sempat diamankan telah menjalani tes swab dan pemeriksaan urine di Mapolresta Tangerang. Tiga di antaranya belum diizinkan untuk pulang.
"Kemudian terhadap mahasiswa yang diamankan, kami swab dan tes urine, ada tiga yang kami perlu dalami lagi," kata Wahyu.
Baca juga:
Selain Minta Maaf, Brigadir NP yang Banting Mahasiswa akan Bertanggung Jawab
Polisi Banting Mahasiswa Diperiksa Propam Meski Sudah Minta Maaf ke Korban
Polisi Banting Demonstran Mahasiswa hingga Kejang, Polda Banten Minta Maaf
BEM Tangerang Raya Kecam Aksi Polisi Banting Demonstran Mahasiswa
Periksa Polisi Viral Banting Pendemo, Propam Jemput Bola ke Polda Banten
DPR Desak Kapolri Sanksi Polisi Pembanting Pendemo di Tangerang