Polisi dalami keterkaitan Marwah Daud dalam Padepokan Dimas Kanjeng
Wakil Kepala Polda Jawa Timur Brigjen Gatot Subroto menyatakan pihaknya belum perlu memeriksa Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim. Marwah sejauh ini belum ada kaitan dengan kasus pembunuhan dan penipuan yang melibatkan pimpinan padepokan Taat Pribadi.
Wakil Kepala Polda Jawa Timur Brigjen Gatot Subroto menyatakan pihaknya belum perlu memeriksa Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim. Marwah sejauh ini belum ada kaitan dengan kasus pembunuhan dan penipuan yang melibatkan pimpinan padepokan Taat Pribadi.
"Semua tergantung keterkaitannya, perannya, dan sebagainya dalam kasus tersebut, tapi sejauh ini masih belum," ujarnya setelah menghadiri pengarahan Kapolda Jawa Timur kepada ketua cabang dan ranting pengurus pencak silat se eks-Keresidenan Madiun di Gedung Asrama Haji Kota Madiun, Kamis (30/9).
Gatot yang memimpin langsung penangkapan Taat Pribadi di padepokan miliknya itu menegaskan bahwa jajarannya saat ini masih terus mengembangkan kasus tersebut dengan melakukan pendataan, mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi.
"Ada dua kasus yang diselidiki Polda Jatim terkait Padepokan Dimas Kanjeng, yakni dugaan kasus pembunuhan dengan korban salah satu pimpinan yayasan bernama Abdul Gani dan kasus penipuan dengan motif penggandaan uang," katanya.
Selain itu, Padepokan Dimas Kanjeng juga terkait dengan kasus dugaan pembunuhan dengan korban Ismail Hidayah yang ditangani oleh Polres Probolinggo dan kasusnya juga sudah dilimpahkan ke Kejari Probolinggo.
"Untuk yang penipuan, sudah ada dua pelapor korban yang melapor dengan nilai penipuannya mencapai miliaran rupiah," kata dia.
Ditanya soal ada tidaknya warga Madiun yang terlibat dalam kasus tersebut, Gatot mengatakan hingga kini belum ada laporan keterlibatan warga Madiun dalam kasus Padepokan Dimas Kanjeng tersebut.
"Sejauh ini belum ada laporan tentang keterlibatan warga dari Madiun dan sekitarnya dalam kasus Dimas Kanjeng, baik sebagai pengikut maupun korban penipuan," tuturnya.
Menurut dia, selama ini yang terdata sebagai pengikut padepokan yang dimiliki oleh Taat Pribadi tersebut berasal dari Probolinggo, Situbondo, dan Pasuruan.
"Selain itu, kebanyakan lainnya berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Kasus ini masih diembangkan terus," ungkapnya dalam kunjungan kerjanya di Kota Madiun tersebut.
Seperti diketahui, polisi saat ini sedang mengusut kasus pembunuhan terhadap dua mantan pengikut padepokan Taat Pribadi. Diduga, pemilik padepokan itu merupakan otak pembunuhan tersebut.
Selain itu, polisi juga menyelidiki laporan masyarakat yang merasa tertipu oleh Taat Pribadi. Modus penipuan itu yakni meyakinkan korban bahwa dirinya bisa menggandakan uang.