Polisi: Denda rendah buat pelanggaran lalu lintas tinggi
Polisi berharap kepada Pengadilan Negeri setempat untuk memberikan sanksi lebih berat supaya menimbulkan efek jera.
Tingginya angka kecelakaan yang terjadi di Ibu Kota sebagian besar disebabkan kurangnya disiplin berlalu lintas masyarakat. Hukuman yang dijatuhkan pun dinilai tidak menimbulkan efek jera, sehingga pelanggar acap kali mengulangi kesalahan yang sama.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menuturkan bahwa denda yang tidak maksimal menjadi penyebab pengendara tidak mematuhi hukum yang ada.
"Kemudian budaya disiplin berlalu lintas untuk mematuhi rambu-rambu yang ada juga masih sangat rendah," tutur Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Selasa (28/1).
Rikwanto menambahkan, masyarakat akan mematuhi rambu lalu lintas manakala terdapat petugas Kepolisian yang berjaga.
"Ada kesan kalau tidak ada petugas itu menerobos saja, seperti lampu merah. Mungkin satu atau dua kali selamat, bisa jadi kan yang ketiganya kecelakaan," tegas Rikwanto.
Di samping itu, Rikwanto juga berharap kepada Pengadilan Negeri setempat untuk memberikan sanksi lebih berat supaya menimbulkan efek jera. "Kita sudah sering koordinasi, namun kembali lagi vonis berat atau ringan itu hakim yang memutuskan," pungkas Rikwanto.
Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca, Jakarta Selatan. Kecelakaan terjadi saat sepeda motor Honda Beat yang dikendarai Faisal Bustamin (28) yang tengah berboncengan dengan Windawati (27), istrinya, melaju berlawanan arah di JLNT dari arah Tanah Abang menuju Tebet sekitar pukul 22.00 WIB kemarin malam.
Saat berbalik arah, datang sebuah Honda City bernomor polisi B 8542 RS yang dikemudikan oleh Tomy Reymon (25).
''Pengendara Faisal luka berat, dan istrinya Windawati tewas setelah jatuh dari JLNT,'' ucap Rikwanto.
Bukan hanya kendaraan yang dikendarai faisal namun ada sejumlah kendaraan yang juga berbalik arah.
''Lima sampai enam kendaraan sepeda motor berbalik arah, jadi Faisal ikutan dan akhirnya tertabrak,'' tutur Rikwanto.
Akibat kecelakaan tersebut, Windawati pun tewas terpental hingga jatuh dari JLNT. Winda yang tengah hamil 3 bulan pun langsung tewas seketika.
Baca juga:
Aksi kucing-kucingan pengendara motor dengan polisi di JLNT
Ironi pengendara Jakarta, sudah salah malah marah
Aksi Polantas di Bundaran HI sosialisasikan budaya bersih suap
Angkot ngetem sembarangan di DKI bakal didenda Rp 500 ribu
Keruwetan putaran arah di Pramuka bikin macet lalin hingga 5 km
-
Bagaimana kebisingan lalu lintas berdampak pada kesuburan wanita? Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kebisingan dapat meningkatkan kadar hormon stres, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk berovulasi dan mempertahankan kehamilan.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Siapa yang terlibat dalam kecelakaan tersebut? Sebuah kecelakaan maut melibatkan seorang mahasiswi yang baru pulang ‘dugem’ terjadi pada Sabtu (3/8) di Jalan Tuanku Tambusai jalur Selatan tepatnya di depan Penginapan Linda, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.
-
Kapan kecelakaan beruntun di GT Halim Utama terjadi? Kecelakaan beruntun terjadi di Gerbang Tol Halim Utama diduga akibat Truk Engkel (light truck) berkendara secara ugal-ugalan pada Rabu (27/3) pagi.
-
Bagaimana kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim itu terjadi? Latif menjelaskan bahwa sopir truk pengangkut mebel memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi saat mendekati pintu tol Halim. Sementara itu, masih terdapat antrean kendaraan di depannya. "Sehingga, dia menerobos dan mendorong kendaraan pikap hingga terlempar ke gardu 5. Kami masih terus menyelidiki hal ini," tambahnya.
-
Kapan prajurit TNI tersebut mengalami kecelakaan? Kecelakaan tersebut berlangsung sangat parah, sehingga prajurit itu mengira akan meninggal dalam peristiwa tersebut.