Polisi klaim siapa saja bisa dikawal voorijder, termasuk pengantin
Kompolnas melempar isu 160 motor brigade habis untuk mengawal pejabat.
Polda Metro Jaya menegaskan fasilitas pengawalan voorijder bisa dinikmati siapa saja. Tapi yang paling utama, pengawalan memang diberikan pada para pejabat termasuk tamu VIP.
"Terkait dengan pengawalan tentu pihak kepolisian dalam tugas dan tanggung jawabnya memberikan pengawalan terhadap para pejabat. Dalam Undang-undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan Raya Pasal 134, disebutkan siapa saja yang berhak dan bisa dikawal. Kemudian tentu dalam pengawalan, kita memiliki pengaturan secara internal yang kita kenal dengan Peraturan Kapolri disebutkan siapa saja yang berhak dapat pengawalan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Martinus Sitompul, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (19/3).
Masyarakat pun, katanya, juga bisa mendapatkan jasa pengawalan. Tapi pengawalan itu sifatnya tidak permanen.
"Pengawalan-pengawalan secara tidak permanen diminta oleh masyarakat, tentu kami menjalankan sebagaimana tugas dan tanggung jawab dan tentu atas pertimbangan," jelasnya.
Pertimbangan pemberian pengawalan yang dia maksud, semisal untuk menjamin keamanan, ketepatan waktu, dan kelancaran dari objek vital yang dikawal.
"Termasuk pengawalan pengantin, misalnya, kalau dalam kegiatan-kegiatan itu tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Tanggung jawab kita melayani masyarakat dan dari pertimbangan itu patut diberi atau tidak. Tetapi pada dasarnya, apa yang kita berikan dalam hal pengawalan untuk keamanan dan keselamatan," pungkasnya.
Sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengeluh 160 motor Brigade milik Polda Metro Jaya tidak dipergunakan sesuai ketentuan. Belakangan motor itu sering dipergunakan mengawal pejabat bukan melayani masyarakat.
"Ternyata Polda Metro hanya punya 160 motor brigade. 160 Motor itu ternyata tidak bisa dipakai untuk melayani publik tidak bisa dipakai untuk patroli karena 160 motor itu habis untuk melayani 170 pejabat," kata Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/3).
"Kalau presiden dan wapres si itu kudu yah, itu memang dilegalkan undang-undang yah. Kemudian pula anggota keluarga dari mantan presiden dan wapres itu juga harus mendapatkan pengawalan tapi sekarang anggota DPR, DPD, Watimpres semua minta pengawalan," tambahnya.
Baca juga:
Wanita Berjenggot Ini Malu dan Mencoba Bunuh Diri
Setelah menggoyang Ibas, Nazaruddin mulai usik SBY
Video-video lucu curhat galau yang bikin ngakak
Foto perwira polisi membaca Quran di sela tugas menuai pujian
5 Bulan dipimpin Jokowi-JK, utang pemerintah naik Rp 31,6 triliun
Heboh, 6.800 Kg ikan lele tumpah di jalanan China
Jangan lewatkan:
Wajah Haji Lulung Jika Jadi Kartun
Heboh di Malang, pria ini janjikan lunasi utang dan umroh bersama
'Perpres' Menteri Yasonna bikin Ical dan Agung makin panas
Pengikut Agus Santoso kebanyakan korban klenik
5 Karya inovasi anak negeri yang membanggakan
Ngeri, 15 belatung bersarang di gusi bocah ini!
-
Apa yang dilakukan Mies van Bekkum di Jakarta? Pada zaman dahulu, Mies van Bekkum datang ke tempat itu untuk menyatukan kembali keluarga Belanda yang terpisah akibat ditawan Jepang.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Dimana lokasi bekas gerbang Amsterdam di Jakarta sekarang? Saat ini, lokasi bekas gerbang diketahui berada di simpang Jalan Cengkeh, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat.
-
Kapan Benteng Van Der Wijk dibangun? Benteng Van Der Wijk didirikan pada tahun 1844-1848.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.