Polisi Periksa Admin Pemkot Depok Terkait Retweet Soal Cari Penembak Laskar FPI
Polisi memanggil admin yang mengelola akun tersebut. Pihak admin diminta keterangan terkait dugaan retweet tersebut. Informasi sementara dari Diskominfo menuturkan diduga akun tersebut diretas.
Akun twitter resmi milik Pemerintah Kota Depok diduga diretas. Diduga akun tersebut telah membuat tweet dari sebuah akun yang isinya mencari keluarga polisi penembak Laskar FPI di Tol Cikampek KM 50.
Atas hal tersebut, Pemkot Depok pun langsung turun tangan. Sedangkan pihak kepolisian juga melakukan pendalaman.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
"Kami akan memanggil admin dari akun itu untuk menggali keterangan dari pihak Diskominfo terkait kasus ini," kata Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno, Selasa (11/1).
Polisi memanggil admin yang mengelola akun tersebut. Pihak admin diminta keterangan terkait dugaan retweet tersebut. Informasi sementara dari Diskominfo menuturkan diduga akun tersebut diretas.
"Makanya kita akan panggil adminnya apakah ada unsur kesengajaan atau bagaimana,” ujar dia.
Yogen menuturkan, bila ditemukan unsur kesengajaan maka ancaman yang dapat menjerat admin adalah UU ITE. Polisi sedang menggali keterangan dan alat bukti berupa tangkapan layar dari unggahan tersebut.
"Informasi tersebut kan meresahkan, jadi sudah ada pembelaan dari Diskominfo kalau itu diretas, tapi kan harus kita dalami. Dan ini laporannya model A temuan polisi,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok, Manto mengaku masih mendalami hal tersebut. Dia pun mengakuk tidak tahu mengapa sampai terjadi hal demikian.
"Sedang dihacker mungkin ya. Kita cari tahu hacker itu siapa gitu loh, sedang kita cari tahu siapa juga," kata Manto.
Baca juga:
Dua Ahli Pidana Beda Pendapat Terkait Unsur Kesengajaan Penembakan Enam Laskar FPI
Sidang Unlawful Killing Laskar FPI, Ahli Jelaskan Senpi dan Peluru Digunakan Terdakwa
Sidang Unlawful Killing Dilanjutkan 4 Januari 2022
Ahli Ungkap Ada Bekas Residu Mesiu di Jenazah Laskar FPI
Tim Ahli Polri Ungkap Ada 11 Kali Tembakan saat 4 Laskar FPI Tewas dalam Mobil
Di Persidangan, Ahli Ungkap Jenis Senjata Dipakai Tembak 4 Laskar FPI