Polisi Sebut Sidik Jari di Ijazah Bisa Membantu Identifikasi Korban Sriwijaya Air
Karo Penmas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, Tim DVI menunggu data antemortem terkait para korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Menurut dia, sejumlah barang milik korban bisa dibawa keluarga, untuk melengkapi data antemortem.
Karo Penmas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, Tim DVI menunggu data antemortem terkait para korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Menurut dia, sejumlah barang milik korban bisa dibawa keluarga, untuk melengkapi data antemortem.
"Untuk data antemortem itu bisa didapat dari data umum korban, seperti tadi umur, kemudian juga berat badan, tinggi badan warna kulit, ada juga nanti rekam medis dari korban sebelum meninggal dunia, kalau ada sidik jari dari dokumen yang ada, ijazah kan itu pasti ada sidik jari korban. Itu bisa digunakan oleh tim untuk mencocokkan," kata Rusdi saat jumpa pers di RS Polri Jakarta Timur, Senin (11/1).
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Di mana pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini menabrak lereng gunung Kathmandu, Nepal. Sebanyak 113 orang tewas akibat tragedi ini. Dari total penumpang tersebut, 11 penumpang di antaranya berasal dari Amerika Serikat, 17 lainnya dari Jepang, 23 orang dari Nepal, dan 14 orang dari Eropa.
Sidik jari ijazah, lanjut Rusdi, akan disamakan dengan sidik jari korban yang telah menjadi rekam data postmortem. Menurut jenderal bintang satu ini, sidik jari ijazah sangat membantu dalam proses identifikasi.
"Sidik jari yang ditemukan itu akan sangat membantu. Jadi dokumen apapun yang bisa menjelaskan korban sebelum meninggal dunia itu sangat bermanfaat bagi tim DVI," jelas Rusdi.
Rusdi menegaskan tim DVI Polri akan bekerja secara cepat dan profesional untuk mengidentifikasi temuan sejumlah bagian tubuh dari hasil pencarian yang ditemukan tim SAR gabungan.
"Yang jelas kita bekerja secara profesional semakin cepat proses identifikasi tentu akan semakin baik," dia menandasi.
Diketahui, Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan hingga jatuh di perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pesawat hilang kontak pukul 14.40 WIB, sesaat setelah lepas landas pukul 14.36 WIB. Manifes berisi 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang (terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi) serta 12 kru.
Reporter: Radityo
Baca juga:
Polisi Pastikan Tidak Ada Data Ante Mortem Ganda Korban Sriwijaya Air
Dapur Umum Didirikan di Posko Crisis Center Sriwijaya Air Bandara Supadio
Luhut: Tragedi SJ 182 Jadi Momentum Perbaiki Sistem Pemeliharaan Pesawat
Identifikasi Korban Sriwijaya Air, Tim DVI Utamakan Ketepatan ketimbang Kecepatan
TNI Maksimalkan Penggunaan ROV Cari Black Box Sriwijaya Air SJ-182