Polisi Ungkap Ada 12 Lokasi Pelatihan Kelompok Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah
Konsep pelatihan yang diberikan kelompok JI di antaranya bela diri tangan kosong, melempar pisau, dan keterampilan menggunakan senjata tajam. Tidak ketinggalan ilmu merakit bom dan cara menangani penyergapan.
Polisi mengungkap terdapat 12 lokasi menjadi tempat pelatihan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Tengah. 12 lokasi itu diketahui setelah polisi membongkar pusat latihan Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
"Kita sudah melihat bagaimana lokasinya untuk yang di Semarang. Tentunya JI ini mempunyai beberapa lokasi lain di Jawa Tengah," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono sata konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/12).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dibentuk? Persatuan Tarbiyah Islamiyah atau disingkat Perti berdiri pada 5 Mei 1928 di Canduang, Agam, Sumatra Barat.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
Menurut Argo, konsep pelatihan yang diberikan kelompok JI di antaranya bela diri tangan kosong, melempar pisau, dan keterampilan menggunakan senjata tajam. Tidak ketinggalan ilmu merakit bom dan cara menangani penyergapan.
"Itu dilakukan, dilatihkan oleh seseorang yang sudah kita tahan. Itu pengajarnya bernama Pak Joko alis Pak Karso," jelas dia.
Argo mengatakan, Karso juga merekrut delapan pelatih untuk mendidik para murid yang di antaranya berasal dari jaringan pondok pesantren terafiliasi JI. Peserta dipilih 10 besar dengan penilaian kesiapan mental, postur tubuh, dan ideologinya.
"Ini tentunya kan ada tim yang melakukan pengetesan untuk dilakukan sebagai murid. Tentunya pernah kami sampaikan di JI ada struktur organisasi, ada bidang SDM, bagian bidang pendidikan dan sebagainya," kata Argo.
Kendati demikian, Argo belum bisa menjelaskan secara rinci mengenai lokasi pelatihan kelompok JI ini. Argo hanya menyebutkan jika terdapat 12 lokasi lagi yang diduga menjadi lokasi pelatihan pemuda JI.
"Saya tidak bisa menyebutkan lokasinya di mana, tetapi ada 12 lokasi di Jawa Tengah. Salah satunya di Ungaran yang sudah kita tengok ke sana kita lihat, seperti apa pelatihan tersebut," kata Argo.
Densus 88 Bongkar Pelatihan Jamaah Islamiyah
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror telah membongkar tempat yang diduga menjadi pusat latihan teroris Jamaah Islamiah (JI), Senin (28/12). Tempat itu merupakan sebuah villa dua lantai yang berada di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Kondisi di sekitar villa itu sepi dan lingkungan alamnya cukup asri.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, di tempat itu para anggota muda JI dilatih bela diri dan persenjataan, hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP. Disiapkan pula beberapa pelatih agar para anggota bisa bela diri, terampil menggunakan pedang dan samurai, melakukan penyergapan terhadap musuh, serta merakit bom.
“Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini,” jelas Argo.
Menurut Argo, para kader baru JI dipilih dari kalangan anak-anak cerdas yang diambil secara profesional dari beberapa pondok pesantren. Biasanya, mereka membidik anak-anak cerdas yang memiliki ranking 1-10 di pondok pesantrennya yang nantinya diproyeksikan menjadi pemimpin masa depan. Hingga kini, sudah ada 95 orang yang dilatih di villa tersebut. Jumlah ini setara dengan tujuh angkatan.
“Tiap angkatan terdiri dari 10-15 orang dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Generasi muda ini dilatih bela diri menggunakan senjata tajam seperti samurai dan pedang. Mereka pula dilatih untuk menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur, sampai ahli sergap. Mereka menyebut ini sebagai pasukan khusus dan mempunyai seragam khusus,” ujar Argo.
Dikirim ke Suriah
Salah satu pelatih generasi muda JI itu adalah Karso alias Joko Priyono. Ia ditunjuk langsung untuk menjadi pelatih oleh salah satu Pimpinan JI, Para Wijayanto. Setelah dilatih Karso dan para pelatih lainnya, selanjutnya para anak muda itu dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer.
Tercatat sejak tahun 2013 hingga 2018, sudah banyak anggota JI yang dikirim ke Suriah menggunakan pendanaan yang telah disiapkan oleh jaringan tersebut.
“Di Suriah, mereka diajari cara merakit senjata api serta bom. Mereka menyiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini,” papar Argo dikutip dari Liputan6.com pada Senin (28/12).
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/gil)