Politikus NasDem Rajiv Digelontorkan 10 Pertanyaan Terkait Kasus SYL, Klaim Tak Ada Aliran Dana Masuk
Rajiv memastikan dirinya tidak menerima sepeserpun aliran uang korupsi yang dilakukan oleh SYL
Selama pemeriksaan itu, ia digelontorkan sebanyak 10 pertanyaan dari penyidik KPK.
- Politikus NasDem Ujang Iskandar Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Dana Pemkab Kotawaringin Barat, Dijebloskan ke Tahanan Kejagung
- Ikut Nikmati Korupsi Kementan, Ini Besaran Uang yang Harus Dikembalikan Keluarga SYL ke Negara
- Sosok Rajiv, Wabendum Timnas Anies-Muhaimin Diperiksa KPK Kasus Korupsi di Kementan
- Politikus NasDem Rajiv Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi Kementan
Politikus NasDem Rajiv Digelontorkan 10 Pertanyaan Terkait Kasus SYL, Klaim Tak Ada Aliran Dana Masuk
Politikus NasDem Rajiv merampungkan pemeriksaannya oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi kasus dugaan korupsi Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) selama kurang lebih dua jam. Selama pemeriksaan itu, ia digelontorkan sebanyak 10 pertanyaan dari penyidik KPK.
"Ya terkait ini di luar biodata ada berapa ya, ada 10 kali ya," kata Rajiv di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (30/1).
Ia menegaskan terkait pemeriksaan terhadap dirinya tidak menerima sepeserpun aliran uang korupsi yang dilakukan oleh SYL dan tiga tersangka lainnya.
"Enggak ada, saya kan bukan di bidang pendanaan," tegasnya.
Ketika ditanya apakah ada dugaan politisasi terhadap Wakil Bendahara Umum (Wabendum) Anies-Muhaimin (AMIN) itu, dia enggan berkomentar banyak.
"Biar masyarakat yang menilai. Tapi saya yakin penyidik profesional lah, KPK Profesional, kita doain insyaallah," tutup Rajiv.
Pada kasus ini, SYL telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi di tubuh Kementan bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Kasdi Subagyono, dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta. Ketiga tersangka diduga KPK melakukan korupsi Rp13,9 miliar.
Syahrul Yasin Limpo meminta pungutan di Kementan buat bayar cicilan Alphard hingga Kartu Kredit.
SYL memerintahkan bawahannya untuk melakukan penarikan dari eselon 1 dan eselon 2.
SYL diketahui meminta pungutan kepada ASN dan internal kementan untuk memenuhi kebutuhan pribadi termasuk keluarga inti.
SYL memerintahkan bawahannya untuk melakukan penarikan dari eselon 1 dan eselon 2 dalam bentuk uang tunai, transfer bank hingga pemberian barang dan jasa.
Sumber dana realisasi anggaran Kementan termasuk mark up.
Termasuk para vendor di Kementan. Masing-masing USD 4 ribu sampai USD 10 ribu.