Profil Habil Marati, Pernah Manajer PSSI dan Politisi Hingga Tersangkut Kasus Senjata
Pada Pileg 2019 kemarin, Habil kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari PPP daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara.
Nama Habil Marati tiba-tiba ramai diperbincangkan. Dia salah satu orang yang terlibat kasus kerusuhan 22 Mei. Keterlibatannya menjadikan Habil Marati sebagai tersangka atas tuduhan kepemilikan senjata api ilegal, serta perencanaan pembunuhan empat tokoh dan satu pimpinan lembaga survei.
Dalam kasus itu Habil Marati berperan penyumbang dana pembelian senjata api. Dia menyumbang puluhan juta dan belasan dolar Singapura. Kini sosoknya menjadi sorotan. Berikut profilnya:
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
-
Kapan Adam Malik Batubara meninggal? Setelah mengabdikan diri untuk bangsa Indonesia, Adam Malik mengembuskan napas terakhirnya di Bandung pada 5 September 1984 karena sakit kanker hati.
-
Kapan penggalian harta karun Mahabarata dimulai? Dimulai pada Januari, penggalian ini merupakan tonggak penting setelah jeda 50 tahun dalam pekerjaan penggalian ekstensif di wilayah Braj.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Kapan Amir Hamzah ditangkap? Konon, Amir diduga sedang makan bersama dengan perwakilan Belanda saat kembali ke Sumatra. Saat itu, revolusi sosial sedang berkembang. Sebuah kelompok dari Pemuda Sosialis Indonesia menentang Feodalisme. Akhirnya masa kepemimpinan Amir pun hancur dan ia ditangkap.
Politisi PPP
Banyak orang yang ingin tahu sosok Habil Marati, tersangka kerusuhan 22 Mei 2019. Habil Marati merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia sempat duduk di komisi XI DPR.
Pada Pileg 2019 kemarin, Habil kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari PPP daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara.
Pernah Jadi Manajer PSSI
Nama Habil Marati tak asing lagi di telinga persepakbolaan Indonesia. Habil Marati sempat menjabat sebagai manajer Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Agustus 2012. Dia menggantikan Ramadhan Pohan yang memundurkan diri.
Namun, jabatan itu tak berlangsung lama. Posisi manajer hanya empat bulan saja dijalaninya. PSSI memberhentikan Habil lantaran tak mampu membawa Timnas Indonesia berprestasi di Piala AFF 2012.
Pendukung Prabowo Subianto
Habil Marati merupakan politisi yang mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2009. Bersama kader PPP lainnya, dia mendeklarasikan Front Persatuan Pendukung Prabowo (FPPP).
Habil menyatakan kesiapannya memenangkan Prabowo Subianto, yang kala itu menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Capres Megawati Soekarnoputri.
Terjerat Kasus Kepemilikan Senjata Api Ilegal
Habil Marati, satu dari delapan tersangka yang terjerat kasus kepemilikan senjata api ilegal serta perencanaan pembunuhan empat tokoh dan satu pimpinan lembaga survei. Dia ditetapkan tersangka bersama mantan jenderal Kivlan Zen.
Habil Marati berperan sebagai penyumbang dana pembelian senjata api. Habil memberikan uang Rp60 juta kepada tersangka HK alias I untuk biaya operasional dan keperluan saat unjuk rasa. Pada Kivlan, dia kembali menyetor dana operasional 15.000 Dollar Singapura.
"Rp10 juta untuk operasional dan Rp50 juta untuk melaksanakan unjuk rasa langsung diterima HK alias I," kata Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ade Ari.
Habil Ditangkap
Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ade Ari, menjelaskan Habil Marati sudah ditangkap di rumahnya di Jl Metro Kencana, Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Ade menambahkan, tersangka Habil berperan penyumbang dana pembelian senjata api.
"Jadi uang yang diterima tersangka KZ berasal dari HM. Maksud tujuan untuk pembelian senjata api," katanya.
Habil memberikan uang Rp60 juta kepada tersangka HK alias I untuk biaya operasional dan keperluan saat unjuk rasa. Pada Kivlan, dia kembali menyetor dana operasional 15.000 Dolar Singapura.
(mdk/has)