Puasa, warga Banjar di Solo sajikan ribuan bungkus bubur samin
Bubur ini rasanya sangat gurih, enak, segar dan hangat, karena menggunakan bumbu rempah-rempah.
Di Kota Solo terdapat ratusan masyarakat keturunan suku Banjar, Kalimantan Selatan, yang telah menetap puluhan tahun. Sebagian besar di antaranya tinggal di Kampung Jayengan Kidul RT 3 RW 8, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan.
Setiap bulan suci Ramadan tiba, mereka yang tergabung dalam jamaah Masjid Darussalam yang beralamat di Jalan Gatot Subroto 161 ini memiliki menu khas sebagai sajian berbuka puasa, yakni bubur Samin Banjar. Menu tersebut merupakan tradisi nenek moyang.
Dalam sehari mereka membuat sedikitnya 1.000 bungkus untuk dibagikan kepada warga, maupun jamaah masjid. Tak hanya warga Solo, namun mereka juga datang dari berbagai kota.
Pembuatan bubur dipusatkan di Masjid Darussalam. Dalam sehari untuk membuat 1.000 bungkus bubur, diperlukan sedikitnya 40 kilogram beras. Untuk membuat bubur terasa enak, ditambahkan bumbu rempah-rempah, minyak samin, daging, dan lain sebagainya.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Kapan 'Banyuwangi Ramadhan Street Food' diadakan? 'Banyuwangi Ramadhan Street Food' dibuka sepanjang bulan puasa.
-
Apa saja acara yang diadakan oleh Kuningan City untuk memeriahkan Ramadan Kareem? Dengan tema "Ramadhan Kareem," Kuningan City mengundang pengunjung untuk menikmati momen berharga bersama keluarga dan orang terdekat dengan penuh keceriaan dan makna.
-
Apa yang ditawarkan Kuningan City Mall untuk merayakan Ramadan? Kuningan City Mall telah siap menyambut momen Ramadan Kareem dengan nuansa kebahagiaan dan berkah yang menghiasi setiap sudutnya. Dalam serangkaian acara spesial, pengunjung dapat menikmati berbagai hiburan mulai dari tarian khas Timur Tengah hingga karaoke bersama Aldi Taher.
-
Apa yang ditawarkan Desa Sriamur di Bekasi saat Ramadan? Desa ini jadi wisata petik buah timun suri selama Ramadan.
-
Apa yang dirasakan saat Ramadan berakhir? Seiring dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadan, kita merasakan campuran perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Jika ditotal dalam sehari mereka menghabiskan anggaran lebih dari Rp 5 juta. Uang sebesar itu merupakan sumbangan dari sejumlah alumni yayasan Darussalam.
Menurut Takmir Masjid Darusalam, HM Rosyidi Mochdlor, tradisi membuat bubur Samin Banjar tersebut telah dimulai sejak Masjid Darusalam didirikan, yakni tahun 1911 oleh masyarakat asal Banjar yang merantau ke Solo.
"Saat itu bubur Samin Banjar telah disajikan untuk berbuka puasa, tetapi hanya untuk jamaah di Langgar Darusalam. Disebut langgar karena masjidnya masih kecil," ujar Rosyidi ketika ditemui merdeka.com, Kamis (18/6).
Tradisi membuat dan berbuka dengan bubur Samin Banjar, kata Rosyidi, pertama kali dilakukan oleh leluhur mereka bernama Yusuf Solawat dan Akhri Zein. Tradisi tersebut terus berlanjut hingga Langgar Darusalam diperbaiki pada tahun 1930-an, tetapi masih sebatas untuk internal jamaah masjid.
Hingga Langgar Darusalam dibangun menjadi sebuah masjid pada tahun 1965, tradisi bubur Samin Banjar masih terbatas. Baru setelah tahun 1985, tradisi bubur Samin Banjar tersebut dikenalkan kepada masyarakat umum dengan membagi-bagikannya secara gratis kepada masyarakat selama bulan Ramadan.
"Kami menyebutnya bubur Samin, karena cara memasaknya menggunakan minyak Samin. Bumbu yang kita gunakan berupa rempah-rempah seperti kapulaga, jinten, dan lain-lain serta dilengkapi dengan daging sapi," terangnya.
Rosyidi menuturkan, untuk membuat bubur tersebut pihaknya membutuhkan delapan hingga 10 tenaga. Untuk memasaknya juga membutuhkan sebuah panci besar dan drum. Sementara untuk mengaduknya perlu tenaga yang bergantian karena banyaknya bubur yang dimasak.
"Bubur ini rasanya sangat gurih, enak, segar dan hangat, karena menggunakan bumbu rempah-rempah. Sangat cocok jika dimakan untuk berbuka puasa," katanya.
Bubur Samin Banjar, kata dia dimasak mulai pukul 11.30 WIB dan baru selesai 15.00 WIB. Kemudian sekitar pukul 15.30 WIB, bubur tersebut dibagikan kepada masyarakat yang biasanya sudah antre. Selain bulan Ramadan bubur tersebut juga disajikan setiap 10 Muharram atau 10 Suro.