Biasa Disantap untuk Sarapan, Begini Uniknya Bubur Ayam di Jawa Barat yang Disajikan Malam Hari
Di Jawa Barat sangat mudah menemukan penjual bubur ayam pada malam hari. Isiannya berbeda dari penjual bubur kebanyakan.
Di Jawa Barat sangat mudah menemukan penjual bubur ayam pada malam hari. Isiannya berbeda dari penjual bubur kebanyakan.
Biasa Disantap untuk Sarapan, Begini Uniknya Bubur Ayam di Jawa Barat yang Disajikan Malam Hari
Bubur ayam umumnya menjadi menu sarapan di pagi hari. Porsinya yang tidak terlalu berat, membuat makanan bercita rasa gurih ini banyak diburu oleh masyarakat.
Namun di wilayah Jawa Barat, bubur ayam juga ditemui saat malam hari. Di sepanjang jalan-jalan kota seperti Sumedang, Bandung, Cianjur, Tasik hingga Bogor, gerobak-gerobak penjual bubur ayam mudah ditemui setelah senja.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Di mana bubur ayam mulai dikenal sebagai sarapan? Kreasi bubur kemudian berkembang menjadi menu sarapan di Tiongkok.
-
Kapan bubur ayam muncul pertama kali? Tapi, tahu nggak sih kalau ternyata makanan yang satu ini muncul pertama kali saat musim paceklik?
-
Bubur Ayam Ko Iyo apa yang istimewa? Teksturnya yang kental dan lembut jadi ciri khas bubur Ayam Ko Iyo yang berlokasi di Pasar Lama, Kota Tangerang. Kuliner ini sudah melegenda sejak 1966, dengan menu spesialnya telur ayam kampung mentah.
-
Bagaimana Bubur Ayam Ko Iyo disajikan? Dalam satu mangkuknya terdiri dari bubur beras yang gurih dan diberi kaldu. Lalu diberi taburan ayam cincang halus bukan daging ayam suwir.
-
Apa kuliner khas Bandung? Kuliner khas Bandung ini adalah nasi panas yang dibungkus dengan daun pisang, lalu ditambah bermacam lauk-pauk dan sambal sebagai pelengkap.
Para pedagang ini biasanya beroperasi mulai dari pukul 18:00 WIB, hingga menjelang tengah malam. Harganya juga tetap sama seperti bubur ayam di pagi hari, mulai dari Rp10 ribu per porsi.
Namun patut diketahui bahwa bubur ayam yang biasa dijual saat malam hari di Jawa Barat ini memiliki perbedaan pada isiannya.
Menu yang Cocok Disantap saat Malam Hari
Mengutip YouTube Rasakeun, di wilayah Jawa Barat sudah umum jika warganya mencari makan malam dengan menu bubur ayam.
Di Bandung misalnya, menu ini cocok menjadi santapan malam lantaran bisa menghangatkan badan.
Di sana disebutkan bahwa bubur ayam cocok dimakan di udara Bandung yang dingin. Salah satu warung bubur yang direkomendasikan adalah Bubur Ilyas di Jalan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler.
“Asli ini mah cocok disantap di Bandung malam-malam habis hujan begini,” kata food vlogger di kanal YouTube tersebut.
Gunakan Isian Ayam Kampung
Biasanya bubur ayam di Jawa Barat menggunakan isian yang berbeda dengan bubur ayam lainnya yang disajikan pagi hari.
Suwiran ayamnya memakai ayam kampung, sehingga rasanya lebih gurih. Lalu ditambahkan juga hati ampela, usus kering, irisan cakwe dan emping melinjo. Kabarnya, hanya di Jawa Barat dan Jakarta yang bubur ayamnya memakai cakwe.
Tekstur bubur cenderung kental dan sangat cocok untuk mengisi perut yang kosong di kala malam.
Pakai Telur Uritan dan Telur Rebus
Keunikan lain dari bubur ayam yang dijual di Jawa Barat adalah buburnya yang menggunakan telur uritan atau telur setengah jadi maupun telur rebus.
Telur ayam ini menjadi favorit warga di Jawa Barat saat membeli bubur ayam. Biasanya telur diiris menjadi beberapa potong dan disajikan terakhir.
Menyantap bubur ayam dengan telur rebus memiliki sensasi yang berbeda, dan tidak dijumpai di penjual bubur kota-kota lain.
Minumnya Teh Tawar Hangat
Saat menyantap bubur ayam malam hari, akan semakin lengkap dengan sajian teh tawar hangat sebagai penutupnya. Teh tawar lazim disajikan secara gratis di setiap tempat makan di tanah Sunda.
Uniknya, kita harus request jika ingin memesan teh manis. Hal ini berkebalikannya dengan tempat makan di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, di mana saat pembeli memesan teh, sudah disajikan manis.
Mengutip situs budaya-indonesia.org, budaya teh tawar gratis di Jawa Barat ini merupakan tradisi turun-temurun peninggalan abad ke-19.
Ketika itu, orang Priangan (sebutan orang SUnda) sangat mudah mendapatkan teh karena tanamannya banyak ditanam dan menguntungkan.
Dikarenakan gula sangatlah mahal, maka teh disajikan secara tawar dan menjadi kebiasaan hingga sekarang termasuk setelah makan.