Punya Standar Operasi, Kapuspen Sebut TNI Tak Bisa Brutal Hadapi Kelompok Separatis
"Jadi kita tidak ikut brutal, kita profesional, jadi semua tindakan terukur, terukur melalui prosedur standar, kemudian rule of engagement, standar-standar hak asasi manusia kita gunakan," ungkapnya.
Dua anggota Lettu (Inf) Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky Ramadhan tewas usai baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Peristiwa itu terjadi di di wilayah Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Selasa (17/12).
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Sisriadi, mengatakan sebenarnya prajurit TNI yang bertugas di Papua menggunakan standar operasi dalam menangani KKB.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
"Kita menggunakan standar operasi, kemudian ada namanya rules of engagement," kata Sisriadi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (20/12).
Oleh karena itu, TNI tidak bisa bertindak secara brutal dalam menangani KKB. Meskipun KKB telah bertindak secara melakukan penyerangan terhadap prajurit TNI-Polri.
"Jadi kita tidak ikut brutal, kita profesional, jadi semua tindakan terukur, terukur melalui prosedur standar, kemudian rule of engagement, standar-standar hak asasi manusia kita gunakan," ungkapnya.
Hadapi Musuh, TNI Tetap Profesional
Tak cuma di Papua sebenarnya, kata Sisriadi, TNI menurutnya memang tidak ingin terpancing saat berhadapan dengan musuhnya.
"Jadi kita enggak usah ikut-ikutan brutal seperti mereka. Kalau gitu, enggak usah jadi TNI. TNI tidak brutal, TNI profesional," tegasnya.
Seperti diberitakan, Lettu (Inf) Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky Ramadhan gugur dalam kontak tembak antara Satgas Penegakan Hukum (Gakum) TNI bersama Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Selasa (17/12).
"Pada saat melaksanakan patroli keamanan, terjadi kontak tembak yang mengakibatkan dua prajurit TNI gugur yaitu Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky," kata Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman, Rabu (18/12).
(mdk/lia)