RSUP Dr Sardjito Sempat Kehabisan Stok Oksigen Akibat Pasien Covid-19 Melonjak
Surat permintaan pengiriman oksigen ini beredar di grup-grup WhatsSpp. Surat ini memiliki nomor SR.04.01/XI.4/26715/2021 dengan tanggal 3 Juli 2021.
Kabar memilukan terjadi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, dimana pada Sabtu (3/7) stok oksigen di rumah sakit itu habis. Kondisi habisnya oksigen ini membuat pasien yang dirawat pun terdampak. Kabar yang beredar, kondisi kehabisan oksigen ini berdampak pada meninggalnya sejumlah pasien di RSUP Dr Sardjito.
Terkait kekosongan oksigen ini, Direktur RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto sempat mengirimkan surat permohonan bantuan pengiriman oksigen ke sejumlah pihak baik itu Menteri Kesehatan, Kepala BNPB hingga Gubernur DIY.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
Surat permintaan pengiriman oksigen ini beredar di grup-grup WhatsSpp. Surat ini memiliki nomor SR.04.01/XI.4/26715/2021 dengan tanggal 3 Juli 2021.
Dalam surat itu, Rukmono mengatakan bahwa meningkatnya kasus Covid-19 mengakibatkan kenaikan kebutuhan oksigen sehingga terjadi kelangkaan penyediaan oksigen.
Rukmono melaporkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pasokan oksigen dari penyedia maupun tempat lain tetapi sampai saat ini masih mengalami kendala dan pasokan oksigen diperkirakan datang paling cepat akan datang ke RSUP Dr Sardjito pada Minggu 4 Juli 2021 pukul 12.00 WIB.
"Persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito akan mengalami penurunan pada hari ini Sabtu tanggal 3 Juli 2021 pukul 16.00 WIB sampai dengan kehabisan persediaan oksigen pukul 18.00 WIB sehingga beresiko pada keselamatan pasien yang dirawat baik pasien Covid-19 maupun Non Covid-19," kata Rukmono dalam surat itu.
"Kami sudah melakukan upaya antisipasi maksimal dan penghematan seoptimal mungkin. Untuk itu, kami mengajukan permohonan dukungan agar kebutuhan oksigen dapat dipenuhi, mengingat RSUP Dr Sardjito termasuk RS Rujukan dalam penanganan pasien Covid-19 sampai tingkat critical,"sambung Rukmono.
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan membenarkan adanya stok oksigen yang menipis. Banu menceritakan sudah sejak tiga atau empat hari lalu pihaknya telah mewarning ke beberapa pihak tentang kondisi oksigen di RSUP Dr Sardjito.
Kondisi menipisnya oksigen ini coba diantisipasi RSUP Dr Sardjito dengan mencari sejumlah penyuplai oksigen lainnya. Lonjakan kebutuhan oksigen ini disebut Banu tak bisa dipenuhi penyuplai yang selama ini bekerjasama dengan RSUP Dr Sardjito.
"Lonjakan pasien terjadi pada Jumat kemarin. Pasien banyak sekali yang masuk sehingga kondisi oksigen semakin menipis. Dari pihak penyuplai mengatakan akan datang oksigen pada Sabtu malam,"kata Banu, Sabtu (3/7) malam.
"Jadi bukan kok habis-bis. Itu dalam artian oksigen yang keluar tidak maksimal. Sehingga suplai ke masing-masing rawat inap itu jadu berkurang. Ini oksigen central yang liquid itu. Jadi gini kita bisa nyatakan setengah 10 tadi oksigen sudah tidak mampu memberikan oksigen sudah menurun fungsinya betul. Sampai sekarang keluar tapi tidak cukup berarti," terang Banu.
Banu menceritakan untuk antisipasi pihaknya pun menggunakan penanganan dengan oksigen tabung. Oksigen tabung ini dipakai untuk mengurangi oksigen pasien-pasien yang sudah agak membaik.
"Kita hentikan oksigennya dulu. Sementara untuk mensuplai yang kondisi tidak baik Ya memang mensiasati pasien yang tak butuh oksigen kita hentikan. Menipisnya stok oksigen central beresiko ke keselamatan pasien. Kita tidak bisa memungkiri itu. Pasti terjadi seperti itu. Itu pada pasien kondisi kritis. Jadi pasien berbahaya ini pasien dalam kondisi kritis. Dia tidak tersuplai oksigen ya akhirnya ya beresiko terhadap mereka," urai Banu.
"Jadi kalau sebelum Isya (Sabtu 3 Juli) itu memang kondisi klinis. Setelah isya kita belum bisa data apakah kondisi klinis atau bukan. Kita tidak bisa menggeneralisirasi mereka meninggal karena oksigen. Masih koordinasi dengan pihak-pihak terkait," pungkas Banu.
Baca juga:
Luhut Perintahkan Konversi Oksigen Industri ke Medis untuk Atasi Kelangkaan
Pemprov DKI Jakarta Sediakan Posko Isi Ulang Tabung Oksigen di Monas
Kemenko Kemaritiman dan Investasi Cari Oksigen ke Industri Lokal dan Luar Negeri
Krisis Pasokan Oksigen, 33 Pasien di RSUD Dr Sardjito Meninggal Dunia
Kasus Covid-19 Meningkat: Harga Oksigen Naik dan Tabung Makin Langka di DKI