Santri di Blitar tewas usai tenggak oli bercampur solar bekas
Belum diketahui motif korban menenggak solar tersebut.
Imam Sadikin (23) santri sebuah pesantren di Dusun Dadapan, Desa Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, membuat gempar warga sekitar karena tewas setelah nekat menenggak solar bercampur oli bekas.
Korban meninggal pada Minggu (13/3) malam, setelah selama delapan hari dirawat di RSUD Ngudi Waluyo, Kecamatan Wlingi.
Korban sendiri menenggak solar oplosan dengan oli bekas itu pada hari Sabtu (5/3), aksi nekat itu dilakukannya di pesantren, namun belum diketahui penyebab atau motif korban menenggak solar tersebut.
Beberapa saksi yang ditemui menyatakan, selama ini Dikin (panggilan Imam Sadikin) mengaku tidak betah tinggal di pesantren.
Namun hal itu dibantah orang tua, Saifudin (43) saat ditemui di rumah duka di Dusun Klepon, Desa Sidodadi Kecamatan Garum. Dia mengaku tidak pernah memaksa anaknya untuk belajar dan masuk pesantren
"Dikin itu sudah lama mondok, sekitar 4 tahun, dia juga yang minta sendiri pindah ke Pondok Dadapan, saya tidak pernah memaksa termasuk pada dua adiknya," papar Saifudin, Selasa (15/3).
Dikin adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adik lelakinya menempuh pendidikan di pesantren Pare kediri, dan adik perempuannya menghafal Alquran di Mantenan, Kecamatan Udanawu Blitar.
Jasad Dikin telah dimakamkan pihak keluarga di TPU desa setempat, Senin (14/3) sekitar pukul 08.00 WIB.
Sementara itu terkait peristiwa tewasnya santri, Kapolsek Garum, AKP Rusmin mengatakan belum menerima laporan tentang hal itu.
"Kami justru tahu dari media. Hari ini kami berencana ke TKP untuk meminta informasi berkaitan dengan hal tersebut," pungkas Kapolsek.
Baca juga:
Depresi sakit paru-paru, Sukasmin gantung diri di teras rumah
Tak enak makan dan susah tidur, kakek Sarta gantung diri
Anggota Brimob di Bekasi tembak mati istri kemudian coba bunuh diri
Sempat overdosis, Sumatra akhirnya tewas gantung diri
Murni bunuh diri, kasus pria loncat dari Senayan City dihentikan
-
Keajaiban apa yang terjadi pada santri Pesantren Buntet tersebut? Yang lebih mengejutkan, saat Kiai Abbas tengah berdoa, tiba-tiba terdengar suara dari jenazah yang meminta agar tidak dikuburkan."Ya kiai, saya masih hidup, tolong jangan dikuburkan," kata jenazah tersebut.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Bagaimana suasana pengajian di Pesantren Mambaul Hikam II yang dihadiri Mutiara Baswedan? "Pas perjalanan ke sini nggak menyangka seramai ini. Orang banyak banget sampai antre. Masya Allah semangatnya luar biasa. Insya Allah saya bisa belajar," kata Tia dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (26/12).
-
Siapa santri Pesantren Buntet yang mendapatkan keajaiban itu? Saat membuka kain kafan, Kiai Abbas sangat terkejut karena jenazah tersebut adalah salah satu santri dari Pesantren Buntet.
-
Siapa pendiri Pesantren Luhur Dondong? Pendiri pesantren ini ialah Kiai Syafii Pijoro Negoro.
-
Dimana Pesantren Sam'an Darushudur berada? Suasana ini menjadi ciri khas di Pondok Pesantren Netra Sam’an Darushudur, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat.Pondok pesantren ini memang menjadi tempat pembelajaran khusus bagi santri yang ingin memperdalam kemampuan membaca dan menghapalkan Al Quran.