Satpol PP Depok Amankan Anak 'Manusia Silver' yang Ditinggal Kabur Ayahnya
Penuturan anak tersebut memang sengaja dibawa bapaknya untuk mengamen sebagai tameng agar dikasihani orang dan mendapat uang lebih banyak.
Satpol PP Kota Depok mengamankan anak laki-laki berusia 6 tahun yang ditinggal orang tuanya melarikan diri ketika mengamen sebagai manusia silver. Anak laki-laki tersebut kebingungan untuk pulang ketika ditinggal bapaknya.
"Jadi orang tuanya jadi manusia silver, cuma ada kita (datang) langsung kabur, terus anaknya ditinggal, ya sudah saya amankan, bukan secara paksa ya. Diamankan buat didata,” kata Komandan Tim Garuda 1 Satpol PP Kota Depok Asep Apriansyah, Jumat (4/3).
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Apa yang dilakukan Mangkunegara X di Pasar Depok? Saat bertemu pedagang, ia banyak mendengarkan cerita dan pengalaman para pedagang selama berjualan di pasar tersebut.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
-
Mengapa Mangkunegara X blusukan ke Pasar Depok? "Kami lanjutkan silaturahmi selama Bulan Sura ini sambil menyapa dan melihat kegiatan warga di sekitar dan saya senang hari ini bisa ke Pasar Burung Depok. Bisa ke Pasar Ikan juga," kata pria yang akrab disapa Gusti Bhre tersebut.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Di mana Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Setelah didata, petugas menghubungi orang tua anak tersebut. Tak lama kemudian datang ibu anak itu dengan membawa bayi berusia tiga bulan.
“Orang tua anak ini memiliki empat anak dan pekerjaannya memang menjadi manusia silver. Tadi yang menjemput ibunya sambil bawa bayi tiga bulan,” ungkapnya.
Penuturan anak tersebut memang sengaja dibawa bapaknya untuk mengamen sebagai tameng agar dikasihani orang dan mendapat uang lebih banyak.
“Kalau di jalanan dia kasianannya itu bawa anak. Makanya kan mereka itu mempekerjakan anaknya buat jadi tameng di jalanan,” ucapnya.
Dalam patroli itu, pihaknya juga mengamankan 30 orang yang dianggap melanggar ketertiban umum. Mulai dari pengamen, pengemis, manusia silver, penjual kopi pinggir jalan hingga gerobak-gerobak.
“Mereka semua didata, terus dibuat diserahkan ke dinas,” katanya.
Patroli tersebut difokuskan untuk kawasan Jalan Margonda, kemudian menuju Jalan Juanda ke Siliwangi serta Kukusan, Beji.
"Iya rutin, jadi bukan terkait adanya pengaduan. Karena kita monitor tiap harinya," tambahnya.
Dia mengakui, keberadaan pengamen dan pengemis masih tetap ada meski rutin dipatroli. Mereka bukan hanya berasal dari Depok tapi juga wilayah lain seperti Jakarta.
“Kalau masalah berkeliaran pasti ada. Itu ada juga yang dari Jakarta lari ke Depok, karena mungkin dia juga di sana ada razia atau penertiban juga makannya sampai lari ke wilayah Depok,” pungkasnya.
(mdk/ray)