SBY: Terlalu sering ganti kurikulum malah membingungkan!
Perubahan kurikulum harus dibicarakan secara matang dengan pakar pendidikan, guru, Dinas Pendidikan, orangtua dan siswa.
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi polemik pergantian Kurikulum 2013 yang akan dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Di hadapan mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN), Tangerang Selatan, SBY mengatakan tidak ada masalah jika kurikulum ingin diganti, namun harus ada pembaharuan di dalamnya.
"Begini, tidak ada larangan untuk mengganti kurikulum, tidak asalkan kurikulum itu harus dilakukan pembaharuan dan perubahan atas dasar proses dan pemikiran yang matang," ujar SBY saat ditanya usai memberikan Kuliah Umum di UIN, Jakarta, Rabu (10/12).
Menurut SBY, perubahan kurikulum harus dibicarakan secara matang dengan pakar pendidikan, guru, Dinas Pendidikan, orangtua dan siswa. Mengganti kurikulum harus dengan argumentasi yang jelas, agar tidak membingungkan pihak terkait.
"Dibicarakan dengan baik melibatkan semua pemangku hajat pusat dan daerah, tenaga pendidik, civil society, pengamat, pemerhati pendidikan semuanya diajak bicara kalau sepakat ada perubahan silakan begitu. Oleh karena itu mengubah kurikulum haruslah berasal dari argumentasi yang jelas dengan proses yang benar. Terlalu sering berganti kurikulum membingungkan," ujar SBY.
Jika pergantian kurikulum itu dinilai lebih banyak mendatangkan keburukan, maka, kata SBY, pemerintah harus mempertimbangkannya lagi.
"Kalau saya gampang sekali kalau mengubah itu membawa kebaikan, dilakukan dengan proses yang benar, alasannya jelas, melibatkan semua, dimungkinkan kalau tidak saya khawatir menimbulkan persoalan baru di dunia pendidikan kita," ujarnya.
SBY menambahkan, pendapatnya ini agar disampaikan kepada Presiden Jokowi maupun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang sekarang Anies Baswedan. "Pertanyaan ini patut disampaikan kepada pengganti saya Pak Jokowi atau Mendikbud yang sekarang Pak Anis Baswedan," ujarnya.