Sebelum Digorok, Ibu Muda di Bekasi Sering Disiksa Suami: Dijambak, Digunduli, Dikurung
Di mata teman-temannya, korban dikenal sebagai sosok yang ceria, periang dan suka membantu.
MSD dibunuh suaminya di depan dua buah hatinya
Sebelum Digorok, Ibu Muda di Bekasi Sering Disiksa Suami: Dijambak, Digunduli, Dikurung
Ibu muda korban pembunuhan sadis oleh suaminya sendiri di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi seringkali mendapat kekerasan fisik selama hidupnya.
Bahkan rambut korban pernah digunduli oleh pelaku.
"Dia cerita ke saya September tahun lalu yang rambutnya digundulin, dipotong-potong sampai lari-larian, itu sih yang paling parah," ucap Rina Aprilianti (29), teman dekat korban, Rabu (13/9).
- Hadiri Wisuda Cucu, Aksi Nenek Bawakan Bunga dan Tunggu di Depan Pintu Ini Curi Perhatian
- Sadis! Bermula dari Ketukan Pintu Misterius, Tamu Tak Diundang Tembak Warga Papua di Rumahnya
- Dukun Aki, Sholihin & Dede, Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Divonis Penjara Seumur Hidup!
- Bercucuran Air Mata, Suami Ditinggal Kabur Istri di Bogor Bakar Undangan Resepsi Pernikahan
Korban berinisial MSD (24) mendapat kekerasan fisik hingga akhirnya tewas di tangan NKW (24), suaminya sendiri.
Leher korban digorok oleh pelaku di rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Desa Cikedokan, Cikarang Barat.
Rina mengatakan, semasa hidupnya korban sering bercerita soal masalah rumah tangga dan kekerasan yang dialaminya. Namun setelah itu korban tidak pernah terdengar kabarnya lagi.
"Iya dia kalau habis dipukul, dijambak, dikurung itu sering cerita, dari situ (korban) nanya-nanya harus bagaimana, tapi habis gitu udah enggak cerita lagi, tahunya sudah balikan lagi,"
ucap Rina Aprilianti (29), teman dekat korban, Rabu (13/9).
merdeka.com
Selain sering mendapat kekerasan fisik, lanjut Rina, pelaku juga melarang korban berkomunikasi dengan teman-temannya.
Bahkan pelaku kerap memblokir nomor WhatsApp teman-teman korban.
"Sama pihak suami enggak dibolehin komunikasi sama teman-temannya, jadi kadang suka diblokir kalau lagi gitu (curhat), entar dia nanya kita lagi, dan dia (korban) ngetik sendiri 'udah ya gue gak bisa WA lagi soalnya entar takut dibaca dia', gitu katanya," ucap Rina.
Diceritakan Rina, korban pernah bertanya soal membuat laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke Polres Metro Bekasi.
Setelah mendapat saran, korban akhirnya melaporkan pelaku dengan kasus KDRT. Namun setelah itu, korban tidak ada kabarnya.
"Saya bilang lapor polisi aja, nah dia tanya ada biaya gak? Saya bilang enggak ada kok, justru nanti malah dibimbing, nanti sampai sana diarahin harus kemana-kemananya, ya akhirnya dijalanin sih, cuma setelah suratnya turun enggak ada kabar lagi kelanjutannya, enggak ngabarin ke kita juga, katanya sih udah damai,"
ucap Rina Aprilianti (29), teman dekat korban, Rabu (13/9).
Menurut Rina, korban yang semasa menjalani rumah tangga kerap mendapat kekerasan fisik memilih tetap bertahan demi kedua anaknya yang masih balita.
Namun pengorbanannya itu tak mengubah karakter pelaku yang tempramental dan ringan tangan terhadap korban.
"Mungkin masih ada upaya untuk memperbaiki, ibaratnya kan bertahan juga buat si anak," kata teman korban.
Karakter Pelaku dan Korban
Di mata teman-temannya, korban dikenal sebagai sosok yang ceria, periang dan suka membantu. Bahkan ketika mengalami masalah KDRT pun, korban tidak pernah menunjukan kesedihan ataupun menangis.
"Dia itu sedih tapi enggak pernah nunjukin, ketawa aja, justru kayak ngehibur kita mulu, padahal dia sendiri lagi susah, anaknya ceria banget, senyum mulu, ngelucu, apa aja pokoknya bawaannya gak sedih, dia anaknya kalem, enggak kasar," ucapnya.
Sedangkan, karakter pelaku, sepengetahuan Rina, tidak pernah menunjukan sikap yang kasar ketika bertemu langsung. Sebaliknya, pelaku kerap mengumbar kemesraan bersama korban ketika di hadapan teman-temannya.
"Kalau suaminya (pelaku) di depan kita enggak nunjukin yang gimana-gimana, nunjukinnya harmonis banget, di story WA dan Instagram juga yang ditunjukin yang romantis-romantis aja," katanya.
Sebagai teman dekat korban, Rina tak rela jika pelaku hanya dihukum penjara. Dia berharap pelaku mendapat hukuman yang paling berat.
"Harusnya nyawa bayar nyawa, apalagi udah lama Mega tersiksa, kan bertahan juga buat si anak, bagi saya enggak adil aja kalau cuma sekian tahun, kalau bisa seadil-adilnya sesuai yang dia lakuin," katanya.
Sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.