Cerita Miris Suami Bunuh Istri di Bekasi, Anak Korban Tempel Darah Ibunya ke Tembok
Anak yang masih balita itu diduga trauma karena melihat aksi sang ayah menghabisi ibunya.
Sejumlah fakta muncul dari tragedi pembunuhan yang dilakukan N (25) terhadap istrinya MSD (24) di Bekasi. Salah satunya, anak korban ternyata sempat terkena darah ibunya, bahkan cap darah dari tangan balita itu menempel di dinding kontrakan.
Cerita Miris Suami Bunuh Istri di Bekasi, Anak Korban Tempel Darah Ibunya ke Tembok
MSD tewas digorok suaminya. Pembunuhan itu dilakukan di kamar mandi rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Kamis (7/9) malam.
"Kata pak polisinya, itunya (digorok lehernya) di depan kamar mandi dekat dapur," ucap Linda (52), ibu korban saat ditemui di kediamannya Perumahan Tridaya Indah Estate 1, Desa Tridayasakti, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Minggu (10/9).
Linda mendapat informasi itu ketika berada di kantor polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Saat itu, dia juga diberi tahu kalau korban dalam keadaan sadar ketika lehernya digorok oleh N (25), suaminya.
"Saya tanya, Pak ini MSD dalam keadaan pingsan apa enggak? Enggak bu, MSD enggak pingsan waktu lagi diituin (digorok lehernya) pakai pisau."
Linda, tetangga korban.
Saat berada di kantor polisi, Linda diberi tahu kedalaman luka akibat gorokan senjata tajam di leher korban sekitar tujuh sentimeter. Pembunuhan sadis itu terjadi pada Kamis (7/9) malam sekira pukul 23.00 WIB.
"Katanya kedalamannya sekitar tujuh sentimeter apa berapa gitu, pokoknya setengah leher lah kata pak polisinya," katanya.
Saat pelaku menghabisi nyawa korban, kedua anaknya yang masih balita berada di dalam kontrakan. Bahkan anak pertamanya yang masih berusia 3,5 tahun diduga sempat bermain dengan darah ibunya yang berceceran di lantai.
"Jadi dari pintu kamar mandi (jasad korban) diseret ke depan TV, itu mungkin darah sudah banyak, ya itu sama anaknya dimainin, ditaruh di tembok, nah bapaknya (pelaku) sambil ngerapihin, itu cap (darah korban) masih ada di tembok kontrakan," ungkapnya.
Linda mengatakan, anak laki-laki korban yang masih berusia 3,5 tahun kemungkinan melihat aksi kejam yang dilakukan ayahnya sehingga mengalami trauma. Karena saat dibawa ke kontrakan sebelum peristiwa ini diketahui, anak pertama korban menolak diajak masuk.
"Anak yang kecil udah tidur, yang gede belum tidur, ya mungkin anak yang gede ini ngelihat mamahnya lagi diapa-apain. Nah waktu saya bawa ke kontrakan anak yang gede dorong saya, enggak mau masuk, kan belum bisa ngomong, saya didorong-dorong enggak boleh masuk, ya mungkin trauma," katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh N (25), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Tragisnya lagi, saat peristiwa pembunuhan itu terjadi, kedua anak korban yang masih balita berada di dalam rumah kontrakan. Pelaku yakni suami korban, sudah ditangkap setelah menyerahkan diri ke Polsek Cikarang Barat.
Peristiwa pembunuhan sadis ini diketahui ketika ibu korban mendatangi rumah kontrakan pada Sabtu (9/9) dini hari sekira pukul 01.30 WIB. Saat itu dia melihat anaknya sudah tergeletak tak bernyawa di atas kasur.
"Saya dibangunin anak saya, dia dengar karena digedor-gedor sama si ibu korban, saya keluar, begitu saya samperin kondisi ibunya sudah histeris, 'Pak tolong Pak, Mega kayaknya sudah enggak ada, minta tolong dicek," ucap Muki (41), pemilik kontrakan.
Muki bersama penghuni kontrakan lainnya langsung mengecek ke dalam kontrakan korban. Saat dicek, ternyata korban sudah meninggal dunia.
"Posisinya korban di atas kasur dan diselimutin, ada luka di bagian leher, dan kalau muka emang sudah kelihatan lebam," katanya.