Sejarah Aksi Mahasiswa dari Jalan Gejayan Yogyakarta
Hari ini, Senin (23/9), rencananya sejumlah mahasiswa dan elemen kampus akan melakukan aksi damai di sejumlah wilayah Yogyakarta memprotes isu tersebut.
Tagar #GejayanMemanggil menjadi trending di Twitter sejak kemarin, Minggu (22/9).
Tagar #GejayanMemanggil merupakan bentuk seruan untuk aksi damai sebagai protes sejumlah isu seperti RUU KPK yang kini sudah disahkan, RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan serta lainnya dinilai merugikan rakyat dan melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia.
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Bagaimana Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 2 November 1949, Yogyakarta yang sejak tahun 1946 menjadi ibu kota negara hanyalah sebuah negara bagian di bawah naungan Republik Indonesia Serikat (RIS).
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
-
Kenapa Gejog Lesung berkembang di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah? Selain di Yogyakarta, kesenian ini juga berkembang pesat di wilayah Jawa Tengah, khususnya di daerah yang mayoritas warganya adalah petani. Dikutip dari Jogjaprov.go.id, seni musik gejok lesung mengekspresikan kegembiraan kaum petani perdesaan setelah melaksanakan masa panen.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa yang begitu kuat menyebabkan banyak rumah runtuh.
Hari ini, Senin (23/9), rencananya sejumlah mahasiswa dan elemen kampus akan melakukan aksi damai di sejumlah wilayah Yogyakarta memprotes isu tersebut.
Gejayan merupakan nama jalan di Yogyakarta yang memiliki sejarah kelam aksi mahasiswa di tahun 1998, dikenal dengan Peristiwa Gejayan atau Tragedi Yogyakarta.
Tanggal 8 Mei 1998, sejumlah mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menuntut reformasi dan turunnya Presiden Soeharto. Pemicunya, perekonomian Indonesia yang semakin buruk dan ketidakadilan terhadap rakyat di bawah kepemimpinan Soeharto. Aksi yang semula damai berujung bentrokan dengan aparat.
Ratusan aparat mencoba membubarkan secara paksa unjuk rasa dengan melakukan penyerbuan dengan panser penyemprot air dan tembakan gas air mata terhadap mahasiswa di depan Hotel Radison yang terletak di pertigaan antara Jalan Gejayan dan Jalan Kolombo.
Aparat memukul mundur pendemo di lokasi tersebut untuk mencegah mereka bergabung dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Tak hanya mahasiswa pendemo, aparat juga memukuli pedagang kaki lima dan warga di sekitaran lokasi.
Mahasiswa dibantu masyarakat melawan aparat dengan lemparan batu hingga molotov di sekitar Jalan Gejayan, yang membentang dari perempatan Jalan Padjajaran (Ring Road Utara) hingga perempatan Jalan Adi Sutjipto dan Jalan Urip Sumoharjo.
Ratusan korban terluka, didominasi dari mahasiswa dan satu orang mahasiswa bernama Moses Gatutkaca tewas, akibat bentrokan dengan aparat tersebut.
Moses yang merupakan mahasiswa MIPA Universitas Sanata Dharma (USD) ditemukan sekitar Posko PMI Sanata Dharma sesaat setelah aparat melakukan pembersihan di daerah bentrokan sekitar Hotel Radison. Namun nyawanya tak tertolong saat dibawa menuju Rumah Sakit Panti Rapih. Dari hasil visum, Moses mengalami pendarahan di kepala sekitar telinga akibat hantaman benda tumpul.
Moses yang kelahiran Banjarmasin ini diketahui tinggal di Gang Brojolamatan No 9A Mrican Yogyakarta. Lokasi itu juga tak jauh dari kampus Sanata Dharma dan sama-sama berada di wilayah Jalan Gejayan Yogyakarta.
Untuk menghormati Moses, Jalan Kolombo yang berada tepat di sebelah kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diubah namanya menjadi Jalan Moses Gatutkaca sejak 20 Mei 1998.
Dihimpun dari Berbagai Sumber
Baca juga:
UGM Tegaskan Tidak Dukung Aksi Demonstrasi #GejayanMemanggil
4 Organisasi Mahasiswa di Jember Tolak Berbagai Regulasi Baru
Mahasiswa Uncen Demo, Siswa di Jayapura Papua Dipulangkan Lebih Awal
Didemo Mahasiswa, Gubernur Riau Janji Bekukan Izin Perusahaan Pembakar Lahan
Polisi Perketat Penjagaan Gedung KPK
Massa PMII Lempar Telur ke Gedung KPK dan Bakar Ban