Sejarah Gempa Besar dan Tsunami di Yogyakarta
Menurut BMKG, Yogyakarta merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Sebab, wilayah laut maupun darat Yogyakarta memiliki sumber gempa yang potensial.
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diguncang gempa bermagnitudo 6,0 malam ini, Jumat (30/6). Data sementara, gempa membuat 15 rumah warga dan sejumlah fasilitas umum rusak.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa magnitudo 6,0 Bantul menjadi alarm bahwa zona subduksi di Pulau Jawa masih aktif. Subduksi merupakan zona batas lempeng sangat luas yang bisa menimbulkan gempa besar.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Kapan Gempi menunjukkan bakat berenang? Hal ini dapat dilihat dari unggahan Gisel beberapa waktu yang lalu. Di dalam gambar-gambar itu, Gempi sedang menjalani pelajaran berenang.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
“Gempa malam ini merupakan alarm, mengingatkan kita bahwa zona subduksi Jawa memang masih aktif,” kata Daryono saat konferensi pers daring, Jumat (30/6).
Menurut Daryono, Yogyakarta merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Sebab, wilayah laut maupun darat Yogyakarta memiliki sumber gempa yang potensial.
“Dari laut terdapat zona subduksi yang memiliki potensi magnitudo target mencapai 8,7. Dan di daratan terdapat sesar opak yang cukup aktif dan bisa memiliki magnitudo target mencapai 8,6,” jelasnya.
Catatan Gempa Besar dan Tsunami di Yogyakarta
Daryono menjelaskan, Yogyakarta memiliki catatan sejarah gempa besar dan tsunami. Khusus gempa pernah mengguncang Yogyakarta sebanyak 12 kali, sejak 1800. Gempa besar terakhir terjadi pada 2 September 2009 berkekuatan 7,8.
“Jadi kalau kita lihat sejarah, sejak tahun 1800 dinamika trust di Yogyakarta sudah memicu gempa sebanyak 12 kali,” ujarnya.
Sementara tsunami, sudah terjadi sebanyak delapan kali di Yogyakarta. Peristiwa dahsyat itu terjadi mulai tahun 1818 hingga 2006.
“Kalau kita melihat catatan sejarah tsunami, di selatan Jawa sudah terjadi tsunami sebanyak delapan kali. Lalu 1818, 1840, 1859, 1884, 1891, 1957, 1954 di Banyuwangi dan Pangandaran 2006. Ini merupakan catatan penting terkait potensi dan bahaya tsunami selatan Yogyakarta,” kata Daryono.