CEK FAKTA: Benarkah Gempa M 7,1 di Peru Bisa Picu Tsunami di Indonesia? Begini Penjelasan Ilmiahnya
BMKG mengatakan, gempa ini merupakan jenis kedalaman dangkal.
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa ini berpotensi menimbulkan guncangan dengan skala intensitas VII-VII MMI.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Bagaimana gempa bumi memicu letusan? Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Kapan gempa di Indonesia terjadi? Tercatat 161 kali gempa bumi terjadi di Indonesia antara tahun 1990 dan 2022.
-
Kenapa Indonesia rawan gempa? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
CEK FAKTA: Benarkah Gempa M 7,1 di Peru Bisa Picu Tsunami di Indonesia? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Gempa bumi dengan magnitudo 7,1 mengguncang Peru hari ini, Jumat (28/6) pukul 12.36 WIB.
Episenter gempa terletak di lepas pantai pada koordinat 15,81° LS 74,32° BB dengan kedalaman hiposenter 28 km.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, gempa ini merupakan jenis kedalaman dangkal.
“Gempa dipicu aktivitas subduksi Lempeng Nazca yang tersubduksi menunjam ke bawah Lempeng Amerika Selatan, dengan mekanisme sesar naik (thrust fault),” kata Daryono.
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa ini berpotensi menimbulkan guncangan dengan skala intensitas VII-VII MMI (Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat) di Atiquipa, Peru.
Hingga saat ini, dilaporkan beberapa orang terluka dan terjadi kerusakan ringan hingga moderat.
Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) memberikan informasi awal bahwa gempa ini berpotensi tsunami dengan ketinggian 1 – 3 meter di Peru.
Tsunami kecil tercatat di Tidegauge Chala Arequipa dengan tinggi 0,2 m. Pada pukul 13.46 WIB, PTWC mengakhiri peringatan dini tsunami untuk wilayah Peru.
Picu Tsunami di Peru
Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dan analisis yang dilakukan oleh BMKG, gempa Peru ini tidak menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak percaya dengan berita bohong (hoaks) atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.