Gempa M 5,7 Guncang Kupang, BMKG Sebut Dipicu Aktivitas Tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia
Gempa ini tidak menimbulkan tsunami di wilayah Kupang, NTT.
Gempa ini tak berpotensi tsunami.
Gempa M 5,7 Guncang Kupang, BMKG Sebut Dipicu Aktivitas Tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia
Gempa tektonik bermagnitudo 5,7 mengguncang wilayah Pantai Barat Laut Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (25/7) pukul 07.25 WIB. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,”
kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono.
merdeka.com
Dia menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,26° LS ; 123,96° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 4 Km arah Barat Laut Amfoang Timur, Kupang, NTT, pada kedalaman 67 km.
Bila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata Daryono, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” jelasnya.
Dampak Gempa Bumi
Daryono mengatakan, gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Lembata dengan skala intensitas III MMI. Skala ini menunjukkan, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
Getaran juga terasa di Alor, Maumere, Larantuka, Waingapu Soe dengan skala intensitas II-III MMI. Kemudian, aerah Kupang dengan skala intensitas II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. “Hingga pukul 07.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),” kata Daryono.Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia juga meminta masyarakat menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,”
kata Daryono