Gempa Bumi 5,2 Magnitudo di NTB Terasa Hingga Bali, Begini Analisis BMKG
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
Gempa bumi 5,2 magnitudo mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah di Pulau Bali, pada Rabu (21/8).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono mengatakan, gempa terjadi pukul 18.58 WIB di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara, Sumbawa Barat dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa termasuk tektonik.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,27° LS ; 116,42° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 175 km arah tenggara, Lombok Tengah, NTB pada kedalaman 48 km," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/8).
Daryono mengatakan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," imbuhnya.
Gempa bumi tersebut juga dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Mataram, Sumbawa Barat dengan getaran dirasakan nyata dalam rumah atau terasa getaran seakan-akan truk berlalu dan juga di daerah Denpasar, Kabupaten Klungkung, Karangasem dan Badung dengan skala getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," jelasnya.
Untuk gempa bumi susulan hingga pukul 19.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.