Sejumlah Pahlawan Indonesia Diusulkan Jadi Nama Jalan di Amsterdam
Sejumlah pahlawan Indonesia akan diabadikan namanya menjadi nama jalan di kota Amsterdam, Belanda. Rencana ini memancing kontroversi dan penolakan dari sebagian masyarakat Amsterdam.
Sejumlah pahlawan Indonesia akan diabadikan namanya menjadi nama jalan di kota Amsterdam, Belanda. Rencana ini memancing kontroversi dan penolakan dari sebagian masyarakat Amsterdam. Demikian disampaikan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid usai menghadiri pembukaan Festival Pamalayu di Museum Nasional, Kamis (22/8).
"Sekarang lagi ada pembicaraan untuk memberi nama beberapa jalan di Belanda dengan nama para pahlawan nasional kita," jelasnya.
-
Apa kepanjangan nama pahlawan nasional yang diabadikan dalam nama jalan? Singkatan Nama 13 Pahlawan Nasional yang Sering Dijadikan Jalan, Tahu Kepanjangannya Semua? Sampai 2022, pemerintah Indonesia telah mengukuhkan 200 nama (185 pria, 15 perempuan) sebagai pahlawan nasional.
-
Kenapa nama jalan memakai singkatan dari nama pahlawan? Tujuannya tentu saja untuk menyederhanakan penyebutan.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Apa yang dilakukan M.H. Manullang untuk melawan penjajahan Belanda? Perjuangan M.H. Manullang terus berlanjut dan semakin intens ketika Pemerintah Belanda melakukan pembagian tanah melalui para sultan-sultan di daerah Sumatera Timur tanpa memperdulikan hak rakyat. Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut.
-
Apa yang dilakukan Abdurrahman Baswedan untuk melawan penjajahan Belanda? Mengutip ikpni.or.id, pekerjaannya sebagai wartawan mempermudah Abdurrahman Baswedan untuk menyerukan perlawanan terhadap Belanda.Ia menuliskan berbagai artikel yang kritis, salah satunya dimuat di surat kabar Harian Matahari Semarang yang mengajak orang-orang keturunan Arab untuk membela Indonesia.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
Nama pahlawan yang rencananya akan diabadikan sebagai nama jalan yaitu Tan Malaka, Soekarno, Moh Hatta dan Sutan Sjahrir. Hilmar mengatakan, hal ini cukup ramai dibicarakan dan mengundang pro kontra masyarakat Amsterdam.
"Ada pembicaraan yang cukup ramai di media, terjadi diskusi soal kepantasan. Karena para pahlawan nasional kita adalah yang memerangi orang Belanda di masa lalu. Jadi pihak Belanda paling tidak sebagian orang pertanyaannya adalah kenapa orang-orang yang dulu memerangi kita justru diabadikan namanya sebagai nama jalan di Amsterdam," jelasnya.
Diskusi ini, lanjutnya, berjalan cukup hangat. Media setempat juga terus mengangkat isu ini. Menurut Hilmar, jika muncul pro dan kontra itu adalah masalah masyarakat Belanda menghadapi masa lalunya.
"Ini yang sebetulnya menjadi refleksi buat kita. Kemampuan kita untuk menghadapi masa lalu kita, baik yang manis maupun yang pahit, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan secara dewasa sebagai sebuah bangsa. Dan itu kemampuan yang saya kira sangat diperlukan kalau mau berbicara tentang persatuan. Kemampuan untuk betul-betul melihat, berempati, kemampuan untuk berpikir terbuka terhadap apa yang terjadi di masa lalu," jelasnya.
Pemerintah Indonesia, lanjutnya, menghormati keputusan pemerintah kota Amsterdam terkait hal ini. Pemerintah Indonesia juga siap jika diminta pendapat.
"Itu kan keputusan dari pemerintah kota di sana karena itu dan kita menghormati itu keputusan internal. Hanya saja ketika diskusi itu kemudian sampai kepada kita tentu ini kita menanggapinya dengan bahwa ini sikap terbuka yang kita perlukan sekarang ini. Dan tentunya jika diminta pendapat tentu kita juga bisa memberikan pendapat," terangnya.
Sejarawan ini menjelaskan, diskusi semacam ini di Belanda telah terjadi sejak 20 tahun terakhir. Buku-buku sejarah juga mengangkat hal ini. Salah satu penulis sejarah Belanda 20 tahun lalu menganggap apa yang dilakukan militer Belanda pada tahun 1947-1948 segera setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai kejahatan perang. Hal itu menimbulkan reaksi karena ditulis orang Belanda sendiri.
"Jadi diskusi ini terus berlanjut dan menurut hemat saya yang penting di sini adalah lihat kedewasaan sikap. Bahwa kontroversi sedemikian bisa dibicarakan dengan sehat. Mungkin perbedaan pendapatnya pada akhirnya tak bisa diatasi. Tak masalah ada perbedaan pendapat dalam melihat sejarah. Tapi yang penting itu dilakukan secara civilized, secara beradab, dengan cara-cara yang demokratis juga dan banyak yang bisa kita pelajari dari proses ini di kita sendiri," pungkasnya.
Baca juga:
Pahlawan-Pahlawan Nasional Gagah Berani dari Papua
Kakek Kamad Ikhlaskan Dua Kaki Demi NKRI
Danardono Habisi Tentara Belanda Hanya dengan Bambu Runcing Kecil
Kisah Joko Ramlan Tubuhnya Dipenuhi Kutu saat Gerilya Melawan Belanda
Gedung Pension Wilhelmina Saksi Bisu Pertempuran Pemuda Medan Lawan Belanda
Yang Chil Sung, Pahlawan Garut Asal Korea yang Ditakuti Belanda