Selama Pandemi, Kekerasan Seksual Perempuan dan Anak di Aceh Capai 697 Kasus
Angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Aceh dari Januari sampai September 2021 mencapai 697 kasus. Hal ini berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD-PPA) Aceh.
Angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Aceh dari Januari sampai September 2021 mencapai 697 kasus. Hal ini berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD-PPA) Aceh.
"Ini belum lagi (korban) yang tidak berani lapor, karena memang (masih ada persepsi di masyarakat) dianggap aib keluarga, dan korban dapat tekanan dari pelaku sehingga ada rasa takut, cemas," kata Kepala UPTD-PPA Aceh Irmayani Ibrahim, Sabtu (11/12).
-
Dimana kerangka perempuan itu ditemukan? Kerangka mayat terbungkus karung goni ditemukan oleh para pekerja bangunan di Kawasan Jalan Simpang Galunggung Kota Malang.
-
Dimana kerangka perempuan ini ditemukan? Lokasi Penemuan Kerangka Cara pemakaman aneh ini ditemukan di sebuah kuburan di Nekropolis Monte Luna, sebuah bukit yang berlokasi 30 kilometer di utara Cagliari, Sardinia selatan.
-
Apa yang ditemukan di tengkorak perempuan tersebut? Salah satu temuan arkeolog adalah cedera tajam berupa lubang persegi di tengkoraknya yang konsisten dengan benturan paku Romawi kuno; paku semacam itu telah ditemukan di beberapa situs arkeologi di Sardinia.
-
Bagaimana kebisingan lalu lintas berdampak pada kesuburan wanita? Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kebisingan dapat meningkatkan kadar hormon stres, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk berovulasi dan mempertahankan kehamilan.
-
Kapan kulit wanita mengalami perubahan? Wanita mengalami perubahan kulit yang terkait dengan perubahan hormon, seperti selama kehamilan dan menopause.
-
Dimana mumi perempuan yang menjerit ditemukan? Mumi perempuan itu ditemukan selama ekspedisi arkeologi tahun 1935 di Deir el-Bahari dekat Luxor.
Dia mengatakan, data 697 kasus itu belum terhitung dengan data di bulan Oktober, November dan Desember 2021.
Kekerasan seksual yang dialami perempuan dan anak di Aceh, tutur Irmayani Ibrahim, semakin meningkat kala Pandemi Covid-19, dengan pelakunya mayoritas adalah orang terdekat korban.
Dia berharap, tingginya angka kasus kekerasan seksual itu, pemerintah perlu memikirkan segera program pembangunan Rumah Aman bagi korban. Selama ini pihaknya hanya mampu bekerja sama dengan Dinas Sosial.
"Program Rumah Aman yang layak, ketika korban berada di situ tidak ada yang tahu. Di Rumah Aman ini nantinya ada ibu asuh, pengamanan, tenaga psikolog dan pendampingan yang responsif terhadap korban," ujarnya.
Senada dengan Irmayani Ibrahim, Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Flower Aceh, Ernawati, juga mengungkapkan kekerasan seksual menunjukkan tren peningkatan di Aceh, terutama di masa pandemi Covid-19 dengan pelaku rata-rata adalah orang terdekat korban.
Dia mengatakan, saat ini seperti tidak ada ruang aman lagi untuk perempuan dan anak. "Pelaku menyerang random tidak hanya anak-anak bahkan juga lansia. Sangat berisiko, seperti tidak ada ruang aman lagi. Bahkan kasus kekerasan seksual ini juga terjadi kampus," ujarnya.
Baca juga:
Mahasiswa Jadi Korban Sexting Dosen, UNJ Bentuk Satgas Anti Kekerasan Seksual
Pakar Anggap Hukuman Kebiri Pemerkosa Santri di Bandung Tak Tepat, Ini Alasannya
Kemenag: Pesantren Tempat Paling Tepat untuk Mendidik Anak Bangsa
Cegah Kekerasan Seksual, Kemenag akan Buat Aturan Transparansi dan Awasi Ponpes
Pemerintah Terus Kawal Hingga RUU Kekerasan Seksual Disahkan DPR