Seminggu dibuka, baru tiga orang daftar Hakim Konstitusi
Seminggu dibuka, baru tiga orang daftar Hakim Konstitusi MK. Hakim Konstitusi itu untuk menggantikan Patrialis Akbar yang tersandung kasus suap.
Presiden Joko Widodo telah menekan Keputusan Presiden (Keppres) soal pembentukan panitia seleksi (pansel) hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Keppres ditandatangani pada Senin (20/2) lalu.
Setelah Presiden menekan Keppres tersebut, otomatis Pansel membuka pendaftaran Hakim Konstitusi untuk mencari pengganti Patrialis Akbar yang diberhentikan karena terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seminggu lebih pendaftaran telah dibuka, Pansel menyebut baru tiga orang yang mendaftar sebagai calon Hakim Konstitusi.
"Terus terang saya sampaikan pada Anda sekalian baru 3 orang yang mendaftar," kata Ketua Pansel Hakim Konstitusi MK, Harjono dalam jumpa pers di Kemensetneg, Jakarta, Selasa (28/2).
Meski masih sepi peminat, Harjono memprediksi akan banyak orang yang mendaftar menjelang pendaftaran ditutup pada 3 Maret 2017. Setelah pendaftaran ditutup pada 3 Maret, tahap selanjutnya yakni Pansel MK akan mengumumkan calon-calon yang lolos administrasi pada 10 Maret. Setelah itu, pada 13-16 Maret, Pansel akan melakukan wawancara terhadap calon yang dinyatakan lolos persyaratan administrasi.
"Tanggal 31 maret itu sudah harus menghasilkan calon-calon yang diajukan ke Presiden. Presiden nanti punya waktu dari 31 sampai 7 hari untuk menetapkan hakim MK yang definitif," katanya.
Seperti diketahui, Pansel MK diketuai oleh mantan Wakil Ketua MK, Harjono. Sementara, anggota akan diisi oleh ahli hukum pidana Todung Mulya Lubis, akademi Universitas Sumatera Utara Ningrum Natasya Sirait, mantan Hakim Konstitusi Maruarar Siahaan dan Wakil Ketua Komisi Yudisial yang juga Ketua Majelis Kehormatan MK Sukma Violetta.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno berharap Pansel MK dapat memilih pengganti Patrialis Akbar yang bersikap profesional dan memiliki kredibilitas yang tinggi. "Yang bagus semua lah," kata Pratikno.
Pansel MK, kata Pratikno, diharapkan dapat sesegera mungkin menemukan sosok pengganti Patrialis Akbar sebagai Hakim Konstitusi. Sebab, MK akan disibukkan dengan banyaknya sengketa gugatan pada Pilkada Serentak tahun 2017.
Patrialis Akbar ditangkap oleh penyidik KPK bersama wanita di Grand Indonesia, Rabu (26/1). Penangkapan dilakukan atas dugaan penerimaan suap dari Basuki Hariman, terkait pengajuan judicial review atau uji materi undang undang Nomor 41 Tahun 2014. Patrialis diduga sudah menerima USD 20.000 dan 200.000 dolar Singapura.
Baca juga:
Mantan Ketua MK: Pengganti Patrialis harus negarawan bukan politisi
Patrialis Akbar usai diperiksa KPK: Teman-teman saya di MK bersih
Patrialis Akbar usai diperiksa KPK: Teman-teman saya di MK bersih
Diperiksa KPK, Patrialis yakin rakyat Indonesia mendoakannya
Ini nama-nama anggota Pansel MK pencari pengganti Patrialis Akbar
KPK diduga periksa Patrialis Akbar terkait CCTV yang disita dari MK
Diperiksa KPK, Patrialis yakin rakyat Indonesia mendoakannya
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Dimana pusat pemerintahan Kerajaan Singasari? Pusat pemerintahan Singasari saat itu berada di Tumapel.
-
Kapan Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila sekaligus membagikan Program Basis (Bantuan Atasi Stunting) berupa pemberian makanan sehat serta pemberian paket belajar kepada anak-anak Bantaran Kali Code Yogyakarta, Senin (28/8/23).