Sempat Diduga Hilang, Bocah 4 Tahun Meninggal Tenggelam di Kolam Masjid Al-Jabbar Bandung
Bocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Seorang anak berusia 4 tahun ditemukan meninggal di kolam bundar dekat area tugu depan pintu Masjid Raya Al-Jabbar Bandung. Korban sebelumnya dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di sekitar masjid.
- Langgar Syariat Islam di Aceh, 9 Orang Dihukum Cambuk
- Mengenal Bedug Ngamuk di Masjid Cilongok Tangerang, Dipercaya Bisa Berbunyi Sendiri
- Coba Kabur dan Melawan Saat Ditangkap, Penusuk Imam Masjid di Jakbar Didor
- Masjid di Batabuah Sumbar Ini Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Banjir Bandang Lahar Dingin, Ini Potretnya
Sempat Diduga Hilang, Bocah 4 Tahun Meninggal Tenggelam di Kolam Masjid Al-Jabbar Bandung
Orang tua korban dan rombongannya yang datang dari luar kota berkunjung ke masjid itu pada Minggu (17/12) malam sekira pukul 19.00 WIB. Bocah itu kemudian diketahui hilang.
Polisi menerima laporan kehilangan dari keluarga korbam pada Selasa (19/12). Setelah diselidiki, anak tersebut ditemukan tenggelam dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta melakukan pemeriksaan terhadap orang tua korban.
"Masih dilakukan pemeriksaan saksi. Apakah ada unsur tindak pidana, nanti dilihat," ucap dia, Kamis, (21/12).
"Hasil keterangan saksi, memang kelalaian orang tua, mungkin tidak mengawasi anaknya di bawah umur 4 tahun, dianggap hilang ternyata tercebur di kolam," lanjutnya.
Kejadian ini langsung direspons Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin bahkan sudah mendatangi lokasi.
"Saya sudah lihat kolamnya memang, harusnya ada rambu-rambu yang jelas, sampai di mana pengunjung boleh dan sampai mana tidak boleh," ujar Bey.
"Kita akan segera membangun penahan untuk melindungi, dan juga ditambah rambu-rambu. Kami akan rapatkan khusus tentang Al-Jabbar, bagaimana pengelolaannya," imbuh dia lagi.
Bey tak ingin kecelakaan serupa terulang kembali di masa depan. Menurutnya, keselamatan jemaah menjadi prioritas meskipun harus berbenturan dengan nilai estetika. "Estetika itu nomor dua, nomor satu itu adalah keselamatan masyarakat," pungkasnya.