Sempat terdengar minta tolong, Rahmat hilang diduga dimakan buaya
Korban Rahmat, bersama 5 temannya, sedang mencari kayu bakau merah di perairan Sebakis. Setelah itu, Rahmat turun ke sungai dekat buritan kapal.
Rahmat (27), warga Lingkas Ujung, Tarakan Timur, kota Tarakan, Kalimantan Utara, hilang diduga disambar buaya muara di perairan Sebakis, Nunukan, Kalimantan Utara. Sebelum hilang, teman-temannya sempat mendengar Rahmat berteriak meminta tolong.
Peristiwa itu terjadi Jumat (30/3) siang kemarin. Korban Rahmat, bersama 5 temannya, sedang mencari kayu bakau merah di perairan Sebakis. Setelah itu, Rahmat turun ke sungai dekat buritan kapal.
-
Mengapa tim melakukan pengibaran bendera di puncak Tebing Baturaya? Setelah mencapai puncak, tim akan melakukan pengibaran bendera merah putih dengan ukuran 12 kali 8 meter dan bendera perguruan tinggi tersebut.
-
Mengapa buaya di Cirebon dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa yang membuat Terasering Panyaweuyan terlihat kering dan mirip dengan dataran di Timur Tengah? Dalam tayangan yang diunggah oleh akun TikTok @andirivano_ ini terlihat luasan area di sana dalam kondisi kering dan berpasir.Padahal sebelum musim kemarau, bukit di kaki Gunung Ciremai ini begitu subur dan hijau karena ditanami bawang dan sayur-sayuran.
-
Mengapa nelayan di Selat Sunda diminta waspada terkait cuaca buruk? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Kapan Taman Purbakala Sriwijaya diresmikan? Menghabiskan waktu pembangunan lebih kurang 4 tahun, TPKS telah diresmi beroperasi pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
"Korban ke sungai sendirian, untuk membersihkan badan. Ketinggian air saat itu, kira-kira 1 meter," kata Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kaltim-Kaltara, Octavianto, dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (31/3).
Belakangan, kelima rekan korban, mendengar teriakan Rahmat meminta tolong, dan bergegas kembali mendatangi Rahmat di bibir sungai. "Korban saat itu sudah tidak terlihat lagi. Teman korban saat itu mencari korban, dan dibantu petugas pos AL Sebaung dan sampai sekarang belum ditemukan," ujar Octavianto.
Dijelaskan Octavianto, kabar hilangnya Rahmat, diterima petugas Basarnas Pos SAR Nunukan, sekira pukul 08.00 Wita pagi tadi. "Kami koordinasi dengan Lanal Nunukan dan Polair Nunukan, untuk melakukan operasi pencarian," tambah Octavianto.
Unsur SAR yang terlibat mencari korban selain Basarnas pos SAR Nunukan, juga TNI AL, pihak perusahaan di sekitar perairan dan juga keluarga hingga rekan korban. Menggunakan kapal karet, speedboat hingga kapal milik masyarakat. Di lokasi bibir perairan, hanya menyisakan kapak dan bekas kaki korban.
Basarnas, berhasil mendapatkan keterangan di lokasi dan visual berupa video, diduga kuat korban disambar buaya. Dalam video berdurasi 3 menit 2 detik itu, diambil dari kapal lain yang kebetulan melintas di perairan hilangnya korban.
Dari video yang diterima merdeka.com, terlihat jelas buaya berenang di perairan, yang berarus cukup tenang itu. Secara kasat mata, buaya itu berukuran cukup besar. "Jadi, video yang ada ini, adalah detik-detik korban hilang disambar buaya. Ada saksinya," demikian Octavianto.
(mdk/rhm)