Seorang Ibu di OKU Sumsel Meninggal di Bilik Suara saat Mencoblos, Begini Kronologinya
Korban tiba-tiba oleng lalu ambruk ke tanah. Korban pun meninggal dunia di lokasi kejadian
SM (51), meninggal dunia saat berada di bilik suara saat sedang mencoblos
- Kronologi Satu Keluarga Jadi Korban Elpiji Meledak di Trenggalek, Suami, Istri dan Anak Meninggal Dunia
- Korban Kecelakaan Odong-Odong di Batang Meninggal Dunia, Sopir Truk Jadi Tersangka
- Korban Meninggal Longsor di Luwu Sulsel Bertambah Satu, Ditemukan di Jurang
- Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Seorang Ibu di OKU Sumsel Meninggal di Bilik Suara saat Mencoblos, Begini Kronologinya
Seorang ibu rumah tangga, SM (51), meninggal dunia saat berada di bilik suara saat sedang mencoblos pada Rabu, 14 Februari 2024. Tidak diketahui pasti penyebab kematian korban.
Korban merupakan warga Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Baturaja Timur, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Dia masuk dalam daftar pemilih tetap di TPS 01 yang berada tak jauh dari kediamannya.
Korban menuju bilik suara setelah namanya dipanggil petugas KPPS, Rabu (14/2) pagi. Setelah beberapa surat suara dicoblos (hanya kertas suara presiden dan wakil presiden yang belum tercoblos), korban tiba-tiba oleng lalu ambruk ke tanah. Korban pun meninggal dunia di lokasi kejadian.
Untuk memastikan, keluarga membawanya ke rumah sakit. Namun dokter menyebut nyawa korban tak dapat diselamatkan lalu dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Dari keterangan keluarga, korban tidak memiliki riwayat penyakit serius. Dia hanya sesekali mengalami darah rendah namun tak begitu parah.
Korban antusias datang ke TPS untuk mencoblos pagi-pagi. Keluarga sempat meminta korban datang lebih lambat karena waktu pencoblosan baru dimulai pukul 07.00 WIB.
Alhasil, korban sarapan pempek dan minum kopi dulu sebelum berangkat. Ibu itu juga berdandan dan berpakaian rapi tak ubahnya mau berangkat ke hajatan sedekahan.
"Korban meninggal di bilik suara saat mencoblos," ungkap Camat Baturaja Timur Yoyin Arifiyanyo, Kamis (15/2).
Yoyin mengaku turut berduka atas meninggalnya korban saat menyalurkan hak politiknya. Hanya saja, penyakit yang diderita korban hingga menyebabkan meninggal dunia belum diketahui pasti.
"Keluarga bilang sesekali korban mengeluhkan darah rendah, selain itu tidak ada penyakit lain," kata Yoyin.