Serangan jantung diduga penyebab kematian Menwa UGM
"Diagnosanya terkena Akut Miokard Infark atau AMI, seperti serangan jantung mendadak," kata Wiwik Humas RS Sadewa.
Mahasiswa UGM, Piky Puspitasari yang meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dasar Resimen Mahasiswa (Menwa) UGM diduga terserang AMI (Akut Miokard Infark) atau bisa disebut serangan jantung secara mendadak.
Hal tersebut diungkapkan Dr. Wiwik Lestari Humas RS Sadewa, tempat dilarikannya Piky ketika jatuh pingsan.
"Diagnosanya terkena Akut Miokard Infark atau AMI, seperti serangan jantung mendadak," kata Wiwik saat dikonfirmasi, Selasa (20/1).
Menurut Wiwik, Piky dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu Piky sudah tidak lagi bernapas. Meski demikian pihak rumah sakit tetap melakukan prosedur pertolongan pertama pada Piky.
"Kita tetap lakukan pertolongan pertama, siapa tahu jantungnya hanya berhenti sementara," ujarnya.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit Piky sedang melakukan latihan Pendidikan Dasar Menwa di Jembatan Babarsari. Saat sedang melakukan pemanasan, tiba-tiba Piky jatuh pingsan. Piky pun kemudian dilarikan ke RS Sadewa.
Kepala Humas UGM, Wijayanti sebelumnya mengatakan Piky sendiri sudah mengikuti latihan Menwa selama dua hari di Kampus. Namun karena ada kegiatan meluncur dengan tali, latihan pun dipindah ke jembatan Babarsari.
"Itu latihan hari kedua, seharusnya latihan di kampus, tapi karena butuh di lapangan jadi pindah. Siang hari saat pemanasan kemudian jatuh," katanya.
Siang ini jenazah Piky dikebumikan di Tegal Piyungan, Srimartani, Piyungan, Bantul, tak jauh dari rumahnya.
Baca juga:
Anggota Menwa UGM meninggal kelelahan
Resmikan rusun UGM, Menteri Basuki minum air keran
Mahasiswa UGM bikin aplikasi pembelajaran untuk disleksia
Rektor UGM pamer program pemberdayaan perempuan Menteri Yohanna
Diundang ke UGM, Menteri Yohana senang bisa ngampus lagi
Jokowi siap ambil menteri dari UGM jika menteri pertanian gagal
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Siapa mahasiswa UGM yang berhasil lulus kuliah di usia termuda? Pada 29 Agustus lalu, Mia Yunita, mahasiswa prodi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, berhasil menyelesaikan studinya. Ia berhasil menyelesaikan studi dalam waktu empat tahun. Namun di antara 3.627 wisudawan-wisudawati lainnya, Mia merupakan yang paling muda.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Apa yang dibuat mahasiswa UGM dari kotoran sapi? Mahasiswa merupakan agen perubahan. Mereka telah menciptakan berbagai inovasi yang memberi dampak perubahan di tengah masyarakat. Terbaru, mereka melakukan inovasi dengan menyulap kotoran sapi menjadi batako untuk bahan bangunan.
-
Apa yang diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani di UGM? Pada Rabu (24/1), sebanyak 836 Mahasiswa Program Pascasarjana UGM menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana. Salah satu dari mereka ada nama Mukhamad Ngainul Malawani (31). Pria yang akrab disapa Ngainul itu berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4,00 sekaligus berpredikat pujian. Tak hanya itu, ia juga menjadi wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
-
Siapa saja mahasiswa UGM yang melakukan penelitian di Kasepuhan Ciptagelar? Keunikan pemanfaatan teknologi pada masyarakat Ciptagelar menarik lima mahasiswa UGM, Dimas Aji Saputra (Filsafat), Berliana Intan Maharani (Sosiologi), Ilham Pahlawi (Antropologi), Gita Dewi Aprilia (Psikologi), dan Masiroh (Ilmu Komunikasi) untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.