Sering temukan fosil, Setu Wiryorejo peroleh 7 sertifikat
"Kalau diberi uang jarang sekali Mas. Dulu tahun 2003 diberi Rp 300 ribu. Yang lainnya diberi sertifikat."
Setu Wiryorejo (56) menemukan sebuah fosil tengkorak manusia saat sedang mencari tulang purbakala di Sungai Bojong, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Sabtu, 6 Februari lalu. Namun ia tak menyangka jika fosil yang ia temukan tersebut tergolong langka dan spektakuler.
"Saya sering nyari tulang fosil di sungai atau longsoran kalau musim hujan seperti ini. Kalau dapet ya saya bersihkan dan saya serahkan ke balai (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba). Sangiran," ujar Setu, saat ditemui merdeka.com di rumahnya.
Meski tahu bahwa temuan tersebut merupakan tengkorak manusia purba, Setu tak menyangka jika atau tengkorak itu merupakan jenis Homo Erectus Arkaik. Dia mengaku sudah sering menemukan fosil saat mencari di aliran sungai atau longsoran.
Tak jarang temuan yang ia serahkan tersebut dihargai penghargaan berupa sertifikat. "Kalau diberi uang jarang sekali Mas. Dulu tahun 2003 diberi Rp 300 ribu. Yang lainnya diberi sertifikat," keluhnya.
Setu mengaku hingga saat ini ia sudah menerima 7 sertifikat, yakni di bulan Desember tahun 2011, Maret 2012, Desember 2012, Mei 2013, Februari, Mei dan Oktober dan tahun 2015. Namun imbalan berupa uang belum ia terima.
"Kalau uang baru sekali, tapi sudah lama Mas. Nggak tahu kalau ini mau dikasih uang. Saya sebenarnya ikhlas saja. Ini kan barang bersesajah, milik negara," katanya.
Setu juga mengaku tak pernah berniat menjual benda purbakala temuannya ke pihak swasta, meskipun bisa saja ditawari uang banyak. Pasalnya di situs Sangiran beberapa tahun lalu marak jual beli benda purbakala yang dilakukan oleh wisatawan asing. Namun praktek tersebut terbongkar oleh kepolisian setempat.
"Belum ada sih yang menawari uang atau mau dibeli. Saya tidak mau, karena ini benda langka bersejarah, bukan milik saya. Ini kekayaan negara," ucapnya.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia melalui Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Sangiran, Sukronedi, berjanji untuk segera memberikan penghargaan kepada Setu Wiryorejo (56), serta penemu fosil lainnya.
“Secepatnya penghargaan akan kita berikan. Kita menunggu Dirjen dan Bupati yang akan menyerahkan. Jumlah pastinya belum tau, ya sekitar Rp 20 juta mungkin. Selain itu juga akan kita berikan penghargaan berupa sertifikat,” tutup Sukronedi.
Baca juga:
Ini penampakan detail temuan fosil tengkorak Homo Erectus di Sragen
Tulang purba kembali ditemukan di Situs Liyangan, Temanggung
Situs Bersejarah Suriah Sebelum dan Sesudah Dihancurkan ISIS
Gua Mengerikan, Kerangka Korban Persembahan Masih Berserakan
Lima benda purbakala paling misterius di muka bumi
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan di Situs Arkeologi Saruq Al-Hadid? Penggalian tersebut menghasilkan harta karun berupa artefak langka, termasuk perunggu, tembikar, dan bejana batu, serta senjata seperti belati, pedang, kapak, panah perunggu dan besi, cangkang hias, ribuan manik-manik yang terbuat dari batu mulia dan semi mulia, berbagai segel lokal dan asing, dan banyak keping emas dan perak yang unik.
-
Di mana situs arkeologi dengan rumah kosong dan terowongan tersembunyi berada? Rumah kosong ini berada di situs arkeologi Distre, Prancis barat, berasal dari sekitar abad ke-10 sampai ke-12.
-
Bagaimana bentuk terowongan yang ditemukan di situs arkeologi? INRAP menyampaikan, beberapa bagian dalam terowongan sangat sempit dan ada bagian yang ditutup, sementara pada bagian lainnya cukup tinggi, memungkinkan orang bisa berdiri di dalamnya.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Istana Aigai? Arkeolog menyampaikan mereka telah menemukan kamar mandi milik Alexander Agung, raja Makedonia termasyhur. Kamar mandi ini berada di dalam istana mewah, Istana Aigai di Yunani utara.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di lokasi pagar sisi utara Istana Majapahit? Arkeolog berhasil menemukan lokasi pagar sisi utara hingga tiga tapak gapura dari Istana Majapahit. Hal itu berlangsung usai tahun 2023 lalu sempat terkendala pembebasan lahan di Jatirejo.