SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum.
68 Persen percaya Jokowi bangun politik dinasti.
SMRC: 75 Persen Responden Tak Suka Jokowi Bangun Politik Dinasti
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam survei terbarunya menyebut 75 persen masyarakat tak menyukai Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun politik dinasti.
Dikutip dari publikasi SMRC tanggal 16 November 2023 terhadap sikap publik pada praktik politik dinasti yang dilakukan keluarga Jokowi, pertanyaan yang diajukan SMRC adalah apakah ibu/bapak tahu atau pernah mendengar pendapat yang menyebut bahwa Presiden Jokowi sedang membangun politik dinasti tersebut.
Hasilnya, hanya 37 persen yang menjawab tahu dan 63 persen menjawab tak tahu. Dari yang tahu, 68 persen menyebut percaya pandangan bahwa Presiden Jokowi sedang membangun politik dinasti. Dan, dari yang tahu pula 75 persen menyatakan tidak suka Presiden Jokowi membangun politik dinasti.
- Hasil Survei Kinerja Pemerintahan Jokowi: 32,7% Responden Akui Pemberantasan Korupsi Buruk
- Survei LSI: 28,7% Responden Nilai Jokowi Tak Netral pada Pilpres 2024
- Survei Indikator: 44,1 Persen Responden Nilai Jokowi Tak Khianati PDIP Usai Gibran Cawapres
- Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo
Ini berdasarkan topik putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Cawapres, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan menantunya Bobby Nasution, Wali Kota Medan.
merdeka.com
Lebih lanjut, walaupun umumnya publik tak suka dengan praktik politik dinasti Presiden Jokowi, namun yang tahu masih relatif sedikit, yakni 37 persen. Ini yang menjelaskan mengapa efek elektoralnya belum besar sebab umumnya masyarakat tidak tahu.
merdeka.com
"Belum cukup pengetahuan di tingkat publik tentang apa itu politik dinasti dan apakah Presiden Jokowi sedang membangun politik dinasti. Ketika anda sosialisasikan bahwa politik dinasti seperti ini dan Presiden Jokowi dengan bukti-bukti yang ada telah melakukan politik dinasti, orang cenderung akan percaya dan umumnya akan mengatakan tidak suka," jelas Saiful, seperti dilihat merdeka.com (17/11).
Data-data survei opini publik digunakan dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel sebanyak 2400 responden dipilih secara acak (stratified multistage random sampling) dari populasi tersebut. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1939 atau 81 persen.
Sebanyak 1939 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Waktu wawancara lapangan 29 Oktober – 5 November 2023.