Suara Hati Para Istri di Bekasi: Amit-amit Suami Menjadi Gay
Istri Wakil Wali Kota Bekasi, Wiwik Tri Adhianto mengimbau kaum istri untuk bisa lebih menjaga penampilan di dalam maupun di luar rumah. Tujuannya agar suami bisa lebih menghargai keberadaan istri sendiri.
Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bekasi mencapai 105 orang pada periode Januari-November 2019. Dari angka itu, 46 di antaranya disebabkan hubungan seks sesama lelaki.
Sejumlah ibu rumah tangga di Bekasi mulai was-was dengan pertumbuhan homoseksual dari kalangan pria beristri. Mereka menjadi khawatir kalau salah satu pelaku seks menyimpang itu adalah suaminya sendiri.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
-
Apa yang dimaksud dengan AIDS? Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah fase akhir dari human immunodeficiency virus (HIV). Saat awal terinfeksi HIV, umumnya ditandai dengan gejala seperti flu serta rasa lelah. Akan tetapi, apabila HIV berprogres menjadi AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang sangat parah, dan munculnya luka.
-
Siapa yang berjuang untuk sembuh dari penyakit HIV/AIDS? Hari AIDS Sedunia juga untuk berempati dan peduli kepada pengidap HIV/AIDS, sebab banyak orang yang sedang berjuang sembuh dari penyakit mematikan ini.
-
Mengapa pengobatan HIV penting? Memulai rencana pengobatan sesegera mungkin setelah menerima hasil positif dari tes HIV sangat penting untuk kesehatan jangka panjang.
-
Kapan Hari AIDS Sedunia dicetuskan? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
-
Apa itu HIV? Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih (sel CD4) pada sistem kekebalan tubuh.
"Amit-amit, ya. Jangan sampai suami saya memiliki kelainan seksual itu. Kasihan keluarga dan anak-anak saya nanti," kata Anggih (29) warga Medan Satria, Kota Bekasi dilansir Antara, Rabu (4/12).
Anggih belum bisa mengomentari apa-apa bila ternyata seorang homoseksual itu berada di tengah-tengah lingkungannya. Namun dia selalu memberikan ruang komunikasi kepada suami soal urusan rumah tangga.
"Ya, paling banyak saya sering bicara kalau sudah di rumah, saling tukar pikiran dan saling mengisi satu sama lain," katanya.
Wanita beranak dua itu menjelaskan di lingkungannya sendiri pernah ada orang yang diduga memiliki kelainan seks. Namun dari unsur perempuan atau lesbi.
"Saya pernah melihat langsung kalau lesbi. Ya, gitu, kalau ditanya hanya sebatas teman, tapi kalau diperhatikan seperti orang pacaran," ucapnya.
Biasanya kalau lesbi satu orang perempuannya berpotongan seperti laki-laki. Rambutnya pendek mirip pria, termasuk gaya berpakaiannya.
"Tapi kalau lagi berduaan mereka bisa bergandengan tangan, pokoknya mirip kayak orang pacaran pria dan wanita deh," ungkapnya.
Pemerintah Daerah Harus Ambil Tindakan
Anggih berharap pemerintah segera mengambil tindakan karena dia khawatir kalau kelainan seks itu bisa menyasar ke kalangan remaja. "Ya, adakan apa gitu dari pemerintah, biar tidak menyebar penyakit homo dan lesbi," katanya.
Istri Wakil Wali Kota Bekasi, Wiwik Tri Adhianto mengimbau kaum istri untuk bisa lebih menjaga penampilan di dalam maupun di luar rumah. Tujuannya agar suami bisa lebih menghargai keberadaan istri sendiri.
"Terutama kami sebagai istri harus jaga penampilan di depan suami," katanya.
Menurut Wiwik bila para suami kurang bahagia atas kehadiran istri di rumah maka cara lain akan ditempuh salah satunya dengan mencari sensasi baru di luar rumah.
"Bisa juga mereka mencari seks lain melalui organ dubur, karena tren homoseksual sedang meningkat," kata dia.
Data Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat penderita HIV/AIDS di wilayahnya mencapai 105 orang sepanjang tahun 2019 (Januari-November). Berbagai sebab mereka terjangkit penyakit yang belum ada obatnya tersebut.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Irfan Maulana menyebutkan, penderita penyakit tersebut terdiri dari 74 orang laki-laki dan 31 perempuan.
"Dari 74 laki-laki ini, kata dia, 46 di antaranya disebabkan hubungan seks sesama lelaki atau LSL (lelaki seks lelaki)," kata Irfan.
Instansinya tidak memiliki data apakah penderita HIV/AIDS disebabkan lelaki seks lelaki telah berkeluarga atau tidak. "Tidak ada data maritalnya," kata dia.
Sedangkan 14 orang perempuan terdeteksi mengidap penyakit tersebut adalah pekerja seks komersil (PSK), enam transgender, empat karena memiliki risiko tinggi (risti), dan dua pelanggan pekerja seksual.
Sedangkan yang disebabkan narkoba melalui jarum suntik, transfusi darah, alat tato, transplantasi organ tubuh, dan ibu ke bayi sebanyak 33 orang.
(mdk/ray)