Tahanan pemeras 89 wanita ditarget Rp 10 juta per minggu, disetor ke kepala kamar
Peras 89 wanita, tahanan ditarget Rp 10 juta per minggu, uang disetor ke kepala kamar. Setelah korban mentransfer, uangnya ditarik tunai oleh orang luar lapas untuk kemudian disetorkan kembali ke lapas.
Aksi pemerasan dengan unsur pornografi diduga dijalankan oleh 95 persen warga binaan lembaga pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Jelekong, Kabupaten Bandung. Lapas itu diketahui diisi hampir 1.200 tahanan.
Hal itu berdasarkan keterangan salah seorang warga binaan yang menjadi saksi, berinisial GT (28), saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Rabu (11/4/2018).
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa itu Pecak Bandeng? Awalnya hanya ikan bandeng yang diberi sambal Mengutip YouTube Assaadah Documentation, pecak bandeng mulanya merupakan menu ikan bandeng yang dibakar lalu diberi sambal.
-
Kapan gempa Kabupaten Bandung terjadi? Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo melanda wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya pada Rabu (18/09).
-
Di mana asal muasal pelat nomor D di Bandung? Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelat nomor D berasal dari tim pasukan Inggris berkode huruf D yang pernah menguasai daerah ibu kota Priangan.
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Apa alasan utama Bandung dijuluki Kota Kembang? “Namun masih belum jelas apakah sebutan Bloem (bunga/kembang) itu ditujukan pada Kota Bandung, ataukah para noni indo yang cantik dari Onderneming (perkebunan) Pasirmalang. Entahlah, sejarah jualah yang lebih tahu,” beber Haryoto Kunto.
Meski didalam sel, mereka bisa menggaet korban dari berbagai wilayah di Indonesia hingga luar negeri. Seperti Saudi Arabia dan Malaysia.
GT mengaku menjadi tahanan lapas tahun 2017. Setelah sempat ditahan di ruangan karantina, kemudian ia dipindah ke ke blok beta kamar nomor lima.
Di sel itulah ia mengaku diajarkan untuk melakukan modus operandi pemerasan terhadap perempuan lewat media sosial dan aplikasi chatting.
"Kalau tidak berhasil, konsekuensinya dipukulin oleh napi lain dan kepala kamar (yang juga tahanan). Kebanyakan tahanan di sini tidak ada pilihan lain melakukan pekerjaan ini," katanya.
Ia mengungkapkan, dari kurang lebih 1.000 napi yang ada, satu orangnya ditarget harus mendapat Rp 10 juta per minggu.
"Uangnya dikumpulin ke kepala kamar untuk bukti resi transfernya. Habis itu, diterima oleh (napi di masing-masing sel yang bertugas sebagai) administrasi. Di lapas ada tingkatan kepengurusannya tiap blok," katanya.
Setelah korban mentransfer, uangnya ditarik tunai oleh orang luar lapas untuk kemudian disetorkan kembali ke lapas.
"Uangya dibagi-bagi ke napi dan ke petugas. Petugas biasanya mendapat jatah lebih banyak, karena untuk koordinasi menutupi sidak, biar tidak ada masalah," ucapnya.
Mencengangkannya, karena menurutnya hampir 85 petugas tahu dan terlibat dalam aksi pemerasan ini. Jam operasionalnya dimulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB.
Adapun target korban adalah perempuan berumur 22-56 tahun. Para napi pun tidak kesulitan mendapatkan ponsel untuk mencari korban, karena kepala kamar (napi senior) memfasilitasi.
"Alur masuknya hp (handphone) itu bekerjasama dengan petugas lapas," ucapnya.
GT mengaku modus seperti ini sudah berjalan selama dua tahun terakhir. Ia sendiri bisa mendapatkan uang sebesar Rp 40 juta per minggu dari 2 sampai 3 korban.
"(Napi yang terlibat) 95 persen, total napi 1200. Di blok ada 16 kamar, semua ikutan. Per kamar ada 13 orang. Ada kepala, administrasi dan bersih bersih. Sisanya pekerja," terangnya.
Dari hasil uang perasan yang didapat, tiap pekerja atau napi mendapatkan gaji setiap minggu sebesar Rp 500-800 ribu.
"Kalapas enggak tahu karena ini permainan orang napi.
Baca juga:
Modus sebar foto bugil, 3 tahanan Lapas di Bandung peras 89 wanita