Tak Banyak yang Tahu Takjil Ini Juga Khas dari Bali, Wajib Coba Bikin Ketagihan
Kampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Kampung Islam Kepaon di Kota Denpasar, Bali, memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
- Wajib Dicicipi! Ini Rekomendasi Makanan Enak di Kota Bogor yang Mampu Memanjakan Lidah
- Rekomendasi Makanan Halal Khas Bali yang Lezat dan Nagih, Wajib Dicoba
- Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo
- Wajib Disajikan di Atas Meja, Ini 5 Kudapan Khas Palembang Cocok untuk Berbuka Puasa
Tak Banyak yang Tahu Takjil Ini Juga Khas dari Bali, Wajib Coba Bikin Ketagihan
Zaenah (60), penjual takjil brongko di kawasan Masjid Besar Al-Muhajirin Kepaon di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, mengatakan bahwa brongko memang dijual saat Ramadan.
"Dari kita masih kecil sudah ada brongko. Saya jualan brongko sudah 25 tahun tapi jualan brongko hanya Ramadan saja," kata Zaenah saat ditemui di lapak dagangan takjilnya, Kamis (21/3).
Brongko berbahan tepung kanji, santan, ada dari rempah-rempah seperti kayu manis, cengkih, kapulaga, daun pandan dan bahan lainnya. Kuahnya cukup kental berwarna merah muda dan isian brongko berupa bulatan-bulatan kecil berwarna merah muda dan memiliki tekstur kenyal karena dibuat dari campuran tepung kanji dan brongko rasanya cukup manis dan nikmat.
Brongko biasanya disajikan dalam kondisi hangat tetapi juga bisa disajikan dengan ditambah es agar lebih segar,
"Untuk per cup-nya saya jual Rp5 ribu. Setiap hari selama Ramadan biasanya saya hanya produksi 30 cup dan semuanya terjual habis," imbuhnya.
Zaenah yang asli warga Kampung Muslim Kepaon menyampaikan, takjil brongko sudah sejak dahulu, dari zaman buyutnya, dan usahanya telah turun menurun. Saat Ramadan, memang banyak warga di luar Kampung Islam Kepaon mencari takjil brongko.
Selain itu, Zaenah juga menuturkan alasan takjil brongko hanya dibuat saat Ramadan karena proses membuat brongko cukup lama sekitar dua jam lebih, belum termasuk membuat isiannya. Hal ini berbeda dengan membuat takjil lainnya yang simpel dan tidak rumit.
Selain menjual brongko, Zaenah juga menjual takjil lainnya seperti kolak pisang, kue lapis, bubur sumsum, ketan dan beraneka ragam lainnya.
"Kalau bukan Bulan Ramadan saya tidak buat brongko karena dua jam lebih bikinnya dan agak rumit. Kalau kenapa namanya brongko, saya tidak tau juga karena sudah dari dulu, ibu saya saja tidak tahu juga dan sudah ada dari dulu," ujarnya.
Sementara, Padani salah seorang tokoh Kampung Islam Kepaon mengatakan bahwa kuliner brongko diambil dari kuliner Suku Bugis yang nama aslinya barongko. Kuliner ini memang sudah ada sejak Kampung Islam Kepaon ada sekitar abad 17.
"Brongko itu sudah sejak dulu ada dan kita tahunya barongko bagi orang Bugis itu namanya barongko mungkin pengaruh (bahasa) Bali akhirnya jadi brongko," kata Padani saat ditemui di Masjid Besar Al-Muhajirin Kepaon.
"Brongko itu bukan artinya itu istilah dari makanan itu. Itu di bulan Ramadan saja yang ada dan jangan coba-coba cari brongko di luar bulan puasa kalaupun ada nikmat kita tidak seenak di Bulan Puasa itulah ciri khas brongko," ujarnya.