Tak Terlibat, Orang Tua Terduga Teroris Remaja di Malang Dipulangkan Densus 88
Penyidik menyatakan belum ada kesimpulan keterkaitan mereka dengan jaringan terorisme.
Tim Densus 88 Antiteror Polri memulangkan orang tua dari terduga teroris remaja berinisial HOK, yang sebelumnya sempat diamankan dalam rangka pemeriksaan. Penyidik pun menyatakan belum ada kesimpulan keterkaitan mereka dengan jaringan terorisme.
- Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
- Densus 88 Ungkap Remaja Tersangka Terorisme di Batu Malang Belajar Rakit Bom dari Internet
- Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
- Pulang Antar Anak Sekolah, Pria di Ngawi Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme
"Dengan kesimpulan orang tuanya tidak terlibat suatu jaringan terorisme" tutur Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/8).
Menurut Aswin, orang tua terduga teroris HOK sudah mulai curiga terhadap anaknya pada Mei 2024, lantaran pembelanjaan bahan kimia yang aneh. Selain itu, sempat ada ledakan dari kamar si anak.
"Ditanya oleh keluarganya (ledakan) apa itu, dia bilang lagi main petasan di kamar," jelas dia.
HOK disebut selalu mengunci rapat kamarnya dan tidak ada satu pun anggota keluarga, termasuk orang tuanya, yang boleh masuk.
Remaja itu terpapar propaganda terorisme melalui sosial media kurang lebih enam hingga tujuh bulan.
"Di dalam grup (Telegram) tersebut banyak mendapatkan video-video propaganda ISIS," Aswin menandaskan.
Seperti diberitakan, Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap seorang pelajar terduga teroris berinisial HOK di Jalan Langsep, Malang, pada Rabu (31/7) malam. Berdasarkan pemeriksaan, remaja berusia 19 tahun itu dapat membeli bahan peledak dan kimia untuk merakit bom hasil menabung uang jajan dari orang tuanya.
"Bahwa setelah digali, biaya atau dana yang digunakan untuk pembelian bahan-bahan ini didapat oleh yang bersangkutan dari ditabung sendiri. Uang jajan kalau menurut keterangannya yang diberikan oleh orang tua yang bersangkutan," tutur Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Sabtu (3/8).
Diketahui, dalam proses penggeledahan petugas menemukan bahan peledak TATP (Triaceton Triperoxide), yang merupakan bahan peledak paling sensitif. Bahan itu bisa memiliki daya ledak tinggi atau high explosive, sangat sensitif terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan.
Bahkan, saking berbahayanya, TATP kerap dijuluki dengan sebutan "Mother Of Satan". Selain bahan peledak, ditemukan juga ketapel, jarum, suntikan, hingga gotri.
"Jadi di sini kita perlu betul-betul memperhatikan sebegitu tingginya motivasi dari seorang remaja seperti HOK, yang menabung sendiri uangnya membeli bahan-bahan peledak," jelas dia.
Menurut Aswin, HOK memesan bahan peledak dan berbagai jenis bahan kimia menggunakan alamat rumahnya sendiri. Pembuatan bom pun juga dilakukan di kediamannya.